Kedalaman Pelabuhan Malahayati Belum Cukup Untuk Muatan Kapal Dalam Skala Besar

Aktivitas bongkar muat logistik nasional di pelabuhan pelindo 1 Malahayati Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Kamis 23/07/2020. (Kanal Aceh/Riza Azhari)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I menyebutkan bahwa kedalaman Pelabuhan Malahayati belum mencukupi untuk kegiatan ekspor barang dalam jumlah besar. Saat ini, kedalaman pelabuhan itu hanya sekitar 8,2 meter.

Manajer Bisnis PT Pelindo Cabang Malahayati, Anthony menyebutkan, pihaknya telah mengajukan usulan agar dilakukan pegerukan kedalaman mencapai 12 meter. Karena, jika kedalamannya lebih dalam, maka kapal bisa mengangkut muatan hingga 50 ribu ton.

“Jadi, pozolan ini mereka hanya bisa mengangkut sekitar 22 ribu ton, itu mereka rugi, jadi mereka harus bisa mengangkut hingga 50 ribu ton baru mereka untung,” katanya dalam keterangannya, Rabu (6/10).

Secara umum, kata Anthony, Pelabuhan Malahayati sudah siap melakukan ekspor- impor. Apalagi, kata dia, Pelabuhan Malahayati memiliki Humber Mobile Crane (HMC).

“Pelabuhan Malahayati, satu-satunya pelabuhan di Aceh yang memiliki HMC ini. Namun bulan lalu, HMC ini ini telah menjadi perdebatan di Pelindo, karena hasil produksinya tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan,” ujarnya.

“Kami terbebani dengan adanya HMC ini, tapi kami ingin HMC ini tetap di sini. Karena, dengan adanya dia di sini, sebelumnya ada PT SPIL yang pernah membawa kargonya, namun sudah setop Agustus kemarin karena mengangkut kontainer kosong,” jelas Anthony.

Pelabuhan Malahayati juga memiliki sekitar 7.000 meter persegi tempat penumpukan sementara (TPS) untuk peti kemas atau kontainer sebelum dilakukan pengapalan, yang juga telah memiliki izin dari Bea Cukai.

“Jadi pelabuhan Malahayati sudah siap untuk melakukan kegiatan ekspor,” jelasnya.

Selama ini, kata dia, Pelabuhan Malahayati juga telah melakukan kegiatan ekspor barang yang ada di Aceh, namun hanya jumlah kecil.

“Sekarang ini, yang sedang melakukan pengapalan sekitar 22 ribu ton itu kapal yang mengangkut pozolan atau bahan pembuat semen. Di Aceh, ada dua perusahaan yakni PT Samana dan PT Aceh Kiat Beutari yang melakukan pengapalan Pozolan di sini,” ujarnya.

PT Pelindo, kata Anthony, mendukung upaya kontainerisasi di Pelabuhan Malahayati bisa dilakukan. Sebelumnya, PT Pelindo juga telah mendatangkan kapal dengan muatan 70 box peti kemas.

“Biayanya kami gratiskan, tapi sangat disayangkan dua bulan kapalnya terduduk di sini tidak ada yang pakai. Jadi, jika ditanya apakah Pelindo siap atau Pelindo mendukung? kami mendukung, tapi kami tidak bisa begerak di luar pagar ini. Di luar itu yang perlu pegerakan ke kami (membawa barang ke pelabuhan),” ujarnya.

Related posts