Capaian Vaksinasinya Paling Baik, Begini Tips dari Pesantren Darur Rasyid Silatong Aceh Singkil

Aceh Singkil (KANALACEH.COM) – Sejumlah cara dilakukan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Salah satunya melalui gerakan vaksinasi covid-19 santri.

Menyikapi program vaksinasi covid-19 tersebut, dayah atau pesantren di Kabupaten Aceh Singkil menyatakan sangat mendukung. Mereka setuju dengan gerakan vaksinasi di lingkungan dayah sebagai ikhtiar memutus mata rantai penularan Covid-19.

Pesantren Darur Rasyid yang berada di Desa Silatong Kecamatan Simpang Kanan menjadi satu diantara banyak pesantren di Kabupaten Aceh Singkil yang sedang gencar melakukan vaksinasi. Bahkan pesantren ini menjadi yang paling baik capaian vaksinasinya.

“Saat ini Pesantren Darur Rasyid Silatong menjadi yang paling baik cakupan vaksinasi Covid-19,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Muhamad Raja Maringin saat dikonfirmasi, Senin (18/10/2021).

Direktur Pesantren Darur Rasyid, Andika Novriadi mengatakan, pentingnya vaksinasi bagi guru dan santri di pesantren guna mendukung ikhtiar yang dilakukan pemerintah dalam mengakhiri pandemi Covid-19.

Dari 143 santri tingkat menengah pertama yang ada , hampir 50 persen telah divaksin dosis pertama. Begitupun ustad dan ustadzahnya yang berjumlah 32 orang, 99 persen telah divaksin.

Andika menyebut ada beberapa tips yang dilakukan oleh Pesantren Darur Rasyid sehingga capaian vaksinasinya baik, yang dapat ditiru oleh pesantren lainnya.

Pertama, para santri yang mengikuti event perlombaan tingkat provinsi dan nasional salah satu syaratnya adalah sudah divaksin.

“Nah di Pesantren Darur Rasyid santri aktif diberbagai ekskul, apa bakat dan minatnya santri ketika ada event perlombaan di provinsi maupun nasional kita ikutkan,” kata Andika saat berbincang pada Talkshaw Darurat Covid-19 di stasiun Radio Xtrafm Rimo, Kamis (21/10/2021).

Hal ini juga yang mendorong wali santri yang ingin melihat anaknya ikut perlombaan, mau tidak mau si anak harus divaksin.

Kedua gurunya dulu divaksin dihadapan para santri. Dengan ini santri dapat melihat langsung bagaimana ustad dan uatadzahnya terlebih dahulu divaksin.

“Kita ingin memberikan contoh kepada santri kalau gurunya yang menyuruh vaksin telah divaksin duluan,” beber pengasuh pondok modern ini.

Ketiga kata Andika, memberikan santri diberikan libur dua hari pasca divaksin. Hal ini guna memberikan kesempatan bagi wali santri merawat dan memastikan kesehatan anak usai divaksin.

“Karna bisa saja orang tua khawatir anaknya demam usai divaksin, untuk itu pesantren memberikan jatah libur dua hari bagi santri,”

Keempat, melakukan sosialisasi interaksi langsung dengan wali santri ketika berkunjung, tidak melalui telpon atau pesan whatsapp. Hal ini guna mengetahui langsung bagaimana respon orang tua terhadap vaksinasi.

Terutama terhadap wali santri yang bekerja sebagai tenaga kesehatan. Mereka saling memberikan pemahaman kepada wali santri lain supaya anaknya diijinkan divaksin.

“Bersyukur sekali ada kepedulian sesama wali santri, artinya mereka sangat mendukung supaya anaknya divaksin,”

Andika tidak menampik beberapa wali santri juga ada menolak anaknya untuk divaksin. Dalam hal pesantren tidak bisa memaksakan.

“Ada wali santri yang menolak anaknya divaksin, kita tidak bisa memaksakan. Tapi ada juga yang orang tuanya mengizinkan anaknya divakasin, setelah di skrining oleh tanaga kesehatan ternyata si anak memiliki riwayat sakit dan tak bisa divaksin,” ungkapnya.

Andika mengungkapkan dayah atau pesantren berada dibawah naungan beberapa instansi seperti Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah dan instansi lainnya.

“Instansi-instansi ini semua menganjurkan agar santri atau siswanya divaksin untuk menciptakan kekebalan kelompok,” kata Pemuda asal Desa Siompin ini.

Ia berharap apa yang dilakukan Pesantrean Darur Rasyid dapat memberikan contoh bagi pesantren lainnya yang masih kesulitan memvaksin santrinya.

“Kemudian kepada pemerintah agar kiranya membuat regulasi terlebih dahulu sebelum action, jangan sudah timbul kegaduhan baru dibuat regulasi,” terangnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil Subarsono mengatakan, target sasaran vaksinasi Aceh Singkil sebanyak 92.796 orang. Yang telah melakukan suntik dosis pertama 31.651 (34,1 persen), suntik dosis kedua 16.359 (17, 6 persen).

“Kemudian untuk suntik dosis ketiga khususnya tenaga kesehatan (Nakes) sebanyak 661 orang (0,7 persen),” ujarnya saat ditemui dikantornya, Senin (18/10/2021).

Pemerintah akan terus mengejar target sehingga di akhir tahun 2021 target capaian vaksinasi sebesar 70 persen  dapat terwujud sehingga terbentuk kekebalan Herd Immunity. (Kdfi)

Related posts