BPDPKS Kucurkan Rp6,59 Triliun Untuk Peremajaan Sawit

Parlemen Eropa tak ikhlas sawit Indonesia maju
Ilustrasi - Pekerja mengumpulkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hasil panen di Desa Seumanah Jaya, Rantoe Peureulak, Aceh Timur, Aceh, Minggu (9/10). (Antara Foto)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengklaim telah menyalurkan dana sebesar Rp6,59 triliun untuk program peremajaan sawit rakyat. Dana tersebut digelontorkan sepanjang 2016-2021.

“Sejak BPDPKS didirikan hingga 2021 ini untuk program peremajaan sawit rakyat sudah salurkan dana Rp6,59 triliun dengan luas 242.537 hektare,” kata Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (17/1).

Eddy mengatakan dana tersebut disalurkan untuk 105 ribu pekebun di 21 provinsi. Beberapa provinsi tersebut, antara lain Sumatera Selatan, Aceh, dan Riau.

Menurut Eddy, program peremajaan sawit bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kebun sawit rakyat, menerapkan praktik berkebun yang baik, dan memperbaiki tata ruang perkebunan kelapa sawit.

Lebih lanjut Eddy memaparkan total dana yang dihimpun BPDPKS sebesar Rp71,64 triliun sepanjang 2021. Angkanya naik signifikan dibandingkan dengan 2020 yang hanya Rp20,27 triliun.

“Tahun ini (2021) memang penerimaan kami yang terbesar yakni Rp71,43 T. Hal ini dikarenakan harga sawit naik, jadi tarifnya juga ikut naik sampai ke batas maksimum,” ujar Eddy.

Ia menambahkan BPDPKS menyalurkan Rp110,3 triliun untuk program biodiesel sejak 2015 lalu. Saat itu, pemerintah menerapkan program biodiesel 15 persen.
“Program ini sudah dimulai pada April 2015 sebesar 15 persen.

Kemudian pada Januari 2016 naik jadi 20 persen dan pada Januari 2020 hingga sekarang jadi 30 persen atau dikenal sebagai B30. Artinya 30 persen minyak solar adalah Biodiesel,” pungkas Eddy. [CNN]

Related posts