Harga Anjlok, Petani di Simeulue Biarkan Sawitnya Membusuk di Pohon

Parlemen Eropa tak ikhlas sawit Indonesia maju
Ilustrasi - Pekerja mengumpulkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hasil panen di Desa Seumanah Jaya, Rantoe Peureulak, Aceh Timur, Aceh, Minggu (9/10). (Antara Foto)

Simeulue (KANALACEH.COM) – Kalangan petani di Kabupaten Simeulue memilih tidak memanen dan membiarkannya sawit membusuk di pohon karena harga tandan buah segara sawit anjlok hingga Rp1.100 per kilogram.

Hazairin (57), petani sawit di Simeulue mengatakan, anjloknya harga saat ini membuat dirinya memilih membiarkan buah sawit membusuk di batang daripada memanennya.

“Kalau dipanen tidak mencukupi biaya panen dan angkutnya, jadi lebih baik dibicarakan membusuk di pohon,” kata Hazairin seperti dilansir laman Antara, Senin (16/5).

Hazairin menjelaskan harga buah sawit sudah turun sejak sebulan terakhir. Padahal sebelumnya sawit di Simeulue sempat menyentuh harga Rp2.700 per kilogram.

“Jatuhnya harga buah sawit ini membuat petani sawit kembali membiarkan kebun mereka dan tidak mengurus lagi,” ucap Hazairin.

Hal sama dikatakan Karda, petani sawit lainnya. Menurutnya, turunnya harga sawit membuat petani kecewa. Buah sawit yang terlanjur dipanen dijual dengan harga murah kepada pengepul.

“Jangankan untung untuk modal saja tidak kembali. Saat ini buah yang ada dibiarkan busuk di batang,” kata Karda.

Ia berharap agar harga sawit ini bisa kembali naik ke harga sebelumnya.

“Kami berharap harga buah sawit ini bisa kembali naik, sehingga perekonomian bisa kembali normal,” harapnya. (Ant)

Related posts