20 Ribu Tabung Gas Elpiji Nonsubsidi di Aceh Tak Layak Pakai

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Ribuan tabung elpiji nonsubsidi di Aceh dinyatakan sudah tidak layak pakai setelah dibawa ke bengkel perawatan. Pihak Pertamina diminta segera menyediakan tabung baru sehingga tabung lama dapat ditarik.

Tabung elpiji nonsubsidi di Aceh diperbaiki dan dirawat di bengkel perawatan milik PT Aira Gibran Internusa di Desa Beuradeun, Peukan Bada, Aceh Besar. Lokasi itu bersebelahan dengan SPPBE PT Kabersama Cipta Raya.

Pemilik bengkel perawatan tabung elpiji, Nahrawi Noerdin, mengatakan, tabung yang masuk ke bengkel miliknya setiap tahun berjumlah 40 ribu tabung. Namun yang layak pakai hanya sebagian kecil.

“Dalam setahun ini masuknya 40 ribu tabung. Yang layak pakai 10 persen dari 40 ribu,” kata Nahrawi, Kamis (2/6/).

Tabung yang dibawa ke sana dilakukan pengecekan oleh petugas. Bila masih layak pakai, tabung akan dilakukan perbaikan lalu dicat ulang. Sementara bila tabung sudah tidak layak pakai, akan dipindahkan ke satu lokasi.

Proses perawatan di bengkel tersebut dilakukan setiap hari. Nahrawi mengatakan, proses perawatan tabung terkendala karena tidak adanya tabung baru yang seharusnya dipasok Pertamina.

“Harapan kami Pertamina segera melakukan pengadaan tabung baru, insyaAllah LPG non-PSO ada peningkatan penjualan. Sekarang gimana peningkatan penjualan kalau tampilannya seperti itu (tidak bagus),” jelasnya.

Untuk satu tabung, katanya, proses pemakaiannya sekitar 25 tahun dan perawatan dilakukan setiap 5 tahun sekali. Dia berharap, Pertamina segera mengadakan tabung baru supaya tabung lama dapat ditarik untuk diperbaiki.

“Kita harap Pertamina segera melakukan pengadaan agar tabung afkir atau tidak layak pakai di konsumen dapat kita tarik dan kita lakukan perawatan,” ujar Nahrawi yang juga pemilik SPPBE tersebut.

Sales Area Manager PT Pertamina Aceh, Sony Indro Prabowo, menjelaskan, jumlah tabung yang tidak layak pakai di Aceh berjumlah sekitar 20 ribu tabung.

Tabung-tabung tersebut rencana akan dibawa ke gudang tandem untuk dimusnahkan.

“Proses perawatan ini memang ada kendala di kami, suplai tabung baru yang memang masih terbatas,” kata Sony.

“Kami terus berkoordinasi dengan pihak regional dan pusat, memang sudah saatnya tabung-tabung afkir harus kita pindahkan ke gudang di tandem, kita musnahkan dan diganti dengan yang baru,” jelas Sony.

Related posts