Inovasi Berbasis Gampong, Dirjen Bina Adwil Tekankan Peran Strategis Keuchik 

Jakarta (KANALACEH.COM) – Perubahan dunia saat ini tidak terlepas dari tren transformasi digital yang begitu masif. Cara-cara konvensional tidak bisa lagi sesuai dengan perkembangan zaman, kecuali terus melakukan inovasi tanpa henti.

Pergeseran tata kelola penyelenggaraan pemerintahan, tidak semata di tingkat nasional maupun regional, namun juga telah menyentuh aras lokal, termasuk pemerintahan desa yang dalam istilah kekhususan Aceh disebut Gampong.

Maka dari itu, Smart Gampong sebuah lembaga swadaya kemasyarakatan, menginisiasi bimtek bagi para keuchik atau bagi gampong beserta para kader-kader PKK.

Acara bertajuk bimbingan teknis nasional untuk kepala desa dan ketua PKK dalam rangka peningkatan kapasitas SDM yang maju dan mandiri, ini dihadiri oleh para camat dan keuchik se-Kota Lhokseumawe.

Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, Safrizal ZA menilai, bahwa gampong atau desa saat ini tidak sekedar menjadi mata rantai administrasi saja, namun harus mengambil peran sentral sebagai motor penggerak pembangunan.

“Sebagaimana kenyataan yang kita lihat semua dalam perspektif penanganan Pandemi Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi nasional dewasa ini,” kata Safrizal, Selasa (28/6).

Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, pelaksanaan pembangunan di Aceh berlandaskan pada kepemerintahan yang baik, yang berlaku secara menyeluruh baik provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, mukim hingga gampong.

“Oleh karena itu, inovasi diarahkan selain untuk mewujudkan akuntabilitas dan efektifitas dalam rangka penerapan good governance, turut menjadi upaya untuk mewujudkan pelayanan publik yang cheaper, faster and better,” ucap Safrizal.

Dalam kegiatan ini dihadiri pula oleh narasumber dari Ditjen Bina Pemerintahan Desa, Kemendagri dan Kementerian Desa Pembangunan Daerah, yang secara prinsip menjelaskan tugas dan fungsi pemerintahan Gampong.

“Perlu digarisbawahi, bahwa kinerja pemerintah gampong serta inovasi yang bersifat bottom up sangat dipengaruhi oleh good will dan wawasan luas dari para keuchik, sehingga perannya sangat strategis dalam menerjemahkan sintesis pola kepemimpinan yang religius, responsif, kolaboratif dan melayani” pungkas Safrizal.

Related posts