Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Tim Malem Diwa Universitas Syiah Kuala kembali melahirkan inovasi mobil listriknya yang bernama Malem Diwa Urban R.5.0. Rencananya, mobil listrik tersebut akan berkompetisi pada ajang Shell Eco Marathon Asia 2022 di Sirkuit Mandalika pada Oktober 2022 mendatang.
Mobil listrik yang merupakan inovasi Mahasiswa Fakultas Teknik USK tersebut diluncurkan oleh Rektor USK Prof Marwan. Ketua Tim Malem Diwa M. Haikal Mahadi menjelaskan, Urban R 5.0 merupakan capaian terbesar Malem Diwa dari mobil listrik yang diciptakan sebelumnya. Karena Urban R 5.0 memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya bobot body sangat ringan yaitu 7 Kg. Bobot ini jauh lebih ringan dari generasi sebelumnya yaitu 40 Kg.
Lalu mobil ini menggunakan material yang sangat ringan yaitu serat carbon. Begitu pula aksesoris mesin lainya didesign lebih efisien. Mobil listrik ini menggunakan baterai 2.400 watt yang mampu menempuh jarak 20 Km/jam setiap pengisian baterai. Adapun kecepatannya 130 KM/kWh jauh melampui generasi sebelumnya yang hanya 57,5 KM/kWh.
“Jadi kita berupaya meningkatkan efisiensi mobil listrik ini,” ucapnya seperti dilansir laman resmi Universitas Syiah Kuala, Senin (19/9).
Sementara itu Dekan Fakultas Teknik USK Alfiansyah Yulianur menjelaskan sejarah singkat Tim Malem Diwa, yang terbentuk sejak Juni 2015 untuk mengikuti Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) di Malang. Menariknya, Tim ini mampu meraih peringkat empat besar nasional untuk katagori Prototype Listrik.
Selanjutnya, sejumlah prestasi gemilang berhasil diraih Tim Malem Diwa USK baik skala nasional dan internasional. Di antaranya, peringkat delapan kelas Urban Concept di Shell Eco Marathon Asia 2018 di Singapura, dan peringkat sebelas pada kelas yang sama di Shell Eco Marathon Asia 2019 di Malaysia.
“Mobil listrik ini telah menjadi Icon mahasiswa kita, bahwa kita punya inovasi yang diakui dunia internasional,” ucapnya.
Perwakilan Shell Indonesia Susi Hutapea mengatakan USK patut berbangga atas capaian ini. Mengingat kompetisi ini akan diikuti sekitar 70 peserta dari 12 negara dan bertanding di Sirkuit kelas dunia. Selain itu, inovasi ini menunjukkan mahasiswa USK mampu berpikir visioner untuk meletakkan pondasi pembangunan bangsa.
“Mendapat undangan masuk sirkuit saja merupakan prestasi. Karena aturannya sangat ketat dan persaingannya antar negara,” ucapnya.