Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Anggota DPR Aceh Sulaiman menilai bank syariah yang beroperasi di Aceh masih sangat lemah pelayanan, bahkan sempat merugikan masyarakat banyak.
“Seperti kejadian beberapa waktu lalu, pemotongan saldo yang berlebihan, belum lagi ATM masih banyak yang eror dan juga pelayanan lainnya yang menyangkut dengan kepentingan masyarakat dalam segi perbankan di Aceh,” ujar Sulaiman Sabtu (15/10).
Ia berharap apa yang disampaikan oleh salah satu pengusaha Aceh Nahrawi Noerdin diharapkan dapat menjadi masukan bagi dunia perbankan di Aceh.
“Selama ini pelaku usaha di Aceh kesulitan akses modal, sistem perbankan masih sangat terbatas. Dengan kondisi bank syariah, terutama Bank Aceh dan BSI yang saat ini beroperasi di Aceh tidak dengan segera memperbaiki pelayanan, maka akan berdampak buruk terhadap peningkatan perekonomian di Aceh,” sebutnya.
Sulaiman juga berpendapat, belum maksimalnya pelayanan bank syariah di Aceh akan berdampak pula kepada penerapan Qanun Lembaga Keuangan Syariah di provinsi Aceh, selama ini terkesan Qanun itu yang salah.
“Padahal, jika kedua bank Syariah di Aceh belum mampu menyamakan pelayanan minimal seperti bank konvensional. Apalagi bank Aceh,” sebutnya.
OJK Aceh, kata dia menyampaikan perkembangan ekonomi Aceh yang perlu menjadi perhatian perbankan di Aceh, antara lain laju pertumbuhan ekonomi Aceh Q2-2022 sebesar 4,36 persen (yoy) atau masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,44 % (yoy).
“Masyarakat yang fokus pada usaha kecil dan menengah masih banyak yang gulung tikar akibat pandemi Covid-19, seharusnya bank disini hadir untuk membantu para pelaku usaha, melakukan pendampingan hingga para pelaku usaha benar benar mandiri,”.
Disamping itu, bank syariah yang ada di Aceh wajib mengakomodir dan memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh para pengusaha yang ada di Aceh dan juga para investor yang berinvestasi dan akan berinvestasi di Aceh.