Kemenpar Targetkan Pemasaran Pariwisata Aceh Hingga Asia Pasifik

Kemenpar Targetkan Pemasaran Pariwisata Aceh Hingga Asia Pasifik. (ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemasaran Pariwisata Pasar Asia Pasifik yang berlangsung di D’Energy Cafe, Aceh Besar, Rabu, 9 November 2022.

Bimtek yang mengangkat tema “Rethinkhing Tourism dan Strategi Pemasaran Pariwisata” tersebut diambil sejak adanya lahir pariwisata dunia pada 27 September 2022 yang lalu di Bali, dimana fokus pariwisata yang ada di Indonesia adalah mengedepankan kualitas pariwisata, dan kuantitas atau jumlah pengunjung pascapandemi.

Koordinator Pemasaran Pariwisata Area Pasar Oceania dan Timor Leste, Laura Hudayati menyebutkan momentum pascapandemi ini menjadi waktu penting bagi pemasaran pariwisata.

”Kegiatan ini menjadi momentum, karena penting memperhatikan aspek keberlanjutan dalam menjalankan sektor pariwisata, selain itu para peserta juga diharapkan mendapatkan ilmu terkait strategi pemasaran pariwisata di Aceh,” ungkap Laura di depan 61 peserta yang berhadir.

Dalam rangka memperhatikan produk pariwisata dan ekonomi kreatif, tambah Laura, perlu memperhatikan bagaimana mengembangkan potensi pariwisata di setiap daerah.

Turut hadir sebagai narasumber bimtek tersebut Ismail mewakili Kadisbudpar Aceh dan Mochamad Nalendra selaku Founder dan CEO at Wise Steps Consulting.

Anggota Komisi X DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan, masyarakat Aceh harus mengenali potensi sumber daya alamnya dan wisata sejarahnya, seperti terkenal dengan wisata halal, sejarah kolonial, dan sejarah tsunami.

“Kenali potensi yang ada tentunya kita dapat membangkitkan ekonomi disekitar dengan pengelolaan yang baik dan menjaga kebersihan serta ambil bagian untuk membersihkan makam pahlawan,” ungkap Illiza.

Menurutnya, Aceh yang terkenal ragam kesenian, seperti tari saman yang sudah diakui oleh negara luar dan UNESCO, artinya jika kita mencintai dengan tradisi yang ada maka harus ambil andil dalam melestarikan kebudayaan.

Oleh sebab itu, sambung Illiza, dengan simbol tarian yang keras pada setiap gerakan tarian Aceh memberi makna bahwa masyarakat Aceh adalah orang yang bekerja keras, dan harus sustainable dalam membangun kebudayaan dan pariwisata.

“Dengan ragam kesenian Aceh, dan sumber daya alam yang melimpah pembangunan infrastrukrut terkait dengan pariwisata harus memadai, seperti akses menuju destinasi wisata, dan yang paling penting masyarakat harus welcome dalam menyambut tamu,” tutup Illiza.

Related posts