Pengelola Rumah DataKU Diminta Terus Update Terkait Data Keluarga Beresiko Stunting

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto dan Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Sahidal Kastri. (ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Rumah Data Kependudukan (Rumah DataKu) berkaitan erat dengan pencegahan dan penurunan stunting. Saat ini jumlah Rumah DataKu di Provinsi Aceh sebanyak 310 dengan jumlah berklasifikasi paripurna sebanyak 106 Rumah DataKu (34,19 persen)

Sebagai embrio untuk menyiapkan data-data kependudukan yang salah satunya adalah data keluarga berisiko stunting Rumah DataKu juga sebagai upaya pencegahan dan penurunan stunting di tingkat desa.

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto saat kunjungan kerjanya menghadiri kegiatan Diskusi Asyik Pendidikan Kependudukan,  Pembinaan Kader Rumah DataKu dalam mendukung data di tingkat desa yang digelar di balai KB Kecamatan Sukakarya, Sabang, Rabu (16/11).

“Yang jelas rumah data kependudukan itu sebagai data dasar dari kependudukan, sementara kalau kita bicara untuk pencegahan maupun tentang stunting, kita butuh data. Kalau kita nggak punya data gimana kita mau membuat program,” tegas Bonivasius.

Selanjutnya ia menjelaskan, jika berbicara terkait pencegahan maupun tentang stunting dibutuhkan data awal, misal data calon pengantin, remaja,  data pasangan masa subur, data ibu hamil, dan sebagainya, dan data awal ini bisa didapatkan di Rumah DataKu.

Selanjutnya ia menyebutkan, dalam penyelenggaraan Rumah DataKu sebagai penyedia data di tingkat mikro maka mutlak perlu melakukan integrasi dan kolaborasi dengan kementerian atau dinas terkait.

Menurut Deputi Dalduk, dengan adanya kolaborasi dalam penyediaan data di tingkat mikro ini maka diharapkan kualitas data yang dihasilkan akan menjadi lebih baik serta dapat dimanfaatkan untuk perencanaan pembangunan desa, serta intervensi langsung ke individu yang bersangkutan dengan penyepakatan bersama melalui mekanisme musyawarah desa.

“Rumah DataKu memiliki peran dalam penyediaan data baik data yang digunakan untuk intervensi maupun data untuk evaluasi. Sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelengaraan Kampung Keluarga Berkualitas (KB),” paparnya.

Selanjutnya, ia menyebutkan berdasarkan Inpres tersebut,  terdapat empat sasaran, yaitu penyediaan data dan dokumen kependudukan, perubahan perilaku, peningkatan cakupan layanan dan rujukan pada keluarga, penataan lingkungan keluarga dan masyarakat.

Terus Update

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Sahidal Kastri menambahkan, saat ini jumlah Rumah DataKu di Provinsi Aceh sebanyak 310 dengan jumlah Rumah DataKu yang berklasifikasi paripurna sebanyak 106 Rumah DataKu (34,19%).

“Jumlah Desa di Provinsi Aceh sebanyak 6.516 Desa/Kelurahan dengan jumlah Rumah DataKu sebanyak 310 atau sebanyak 4,76 % dari total jumlah desa/kelurahan di Provinsi Aceh,” jelas Sahidal.

Selanjutnya, Kaper mengatakan, Rumah Dataku terpenting salin data kependudukan, indikator-indikator yang merujukan kriteria-kriteria keluarga bereksiko stunting sehingga mudah melakukan intervensi dengan data. Tetapi, Kaper meminta kepada kader dan pengelola Rumah Dataku, agar data harus  terus di update.

“Data terus di-upadate, sehingga data bisa akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga intervensi yang dilakukan tepat,” pungkasnya.

Related posts