Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq bersama sejumlah pejabat menaiki empat unit perahu karet bermotor yang telah disiapkan pihak BPBD untuk menyusuri Krueng Aceh.
Beberapa hari sebelumnya, ia memang sudah menjadwalkan peninjauan Krueng Aceh bersama sejumlah pejabat terkait.
Kebersihan sungai, ketinggian debit air, saluran pembuangan drainase, sedimen, hingga potensi wisata air menjadi atensinya.
Dari titik keberangkatan, perahu karet yang ditumpangi Bakri Siddiq dan tim mengarungi aliran sungai bersejarah hingga ke perbatasan kabupaten tetangga, tak dari Jembatan Pango. Perjalanan menjadi sedikit menegangkan karena harus melawan arus.
Beberapa kali, perahu karet berkapasitas empat hingga delapan orang dewasa itu, harus bermanuver menghindari sampah kayu yang hanyut dari hulu dan aliran sungai yang ekstrem.
Satu perahu yang membawa kru humas pun mesti menepi sejenak untuk menguras air yang sempat menggenangi separuh badan perahu.
Tiba di bawah Jembatan Pante Pirak, Bakri Siddiq berpapasan dengan tim DLHK3 Banda Aceh yang sedang berjibaku membersihkan area tiang jembatan dari kayu-kayu berukuran besar yang tersangkut.
“Luar biasa perjuangan anda semua demi warga kota. Terima kasih dan tetap semangat,” ujarnya, Sabtu (11/2).
Selanjutnya, DAS yang longsor, penumpukan sampah dan sedimen, hingga kawasan yang berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata, menjadi titik pemberhentian pj wali kota.
“Tolong didokumentasikan yang lengkap sebagai bahan tindak lanjut oleh OPD terkait,” ujarnya memberi arahan kepada tim humas.
Setelah sekira 1,5 jam menyusuri Krueng Aceh, empat perahu karet yang dinaiki Bakri Siddiq dan rombongan pun berlabuh kembali di dermaga depan mapolresta dengan selamat.
“Alhamdulillah setelah kita lihat langsung dari dekat, potensi Krueng Aceh ini begitu besar,” ujarnya.
Peninjauannya kali ini berangkat dari curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
“Selain untuk mengecek ketinggian air, kita juga ingin memastikan sungai dari sampah, terutama sampah rumah tangga dan industri.
“Tadi kita lihat secara umum Krueng Aceh bersih karena sampah yang ada sudah dikelola dengan baik. Saya harapkan dapat terus dijaga kelestariannya,” katanya.
Selain itu, ia menilai terdapat banyak spot Krueng Aceh yang bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata.
“Potensinya begitu besar dan bernilai ekonomis tinggi. Semisal tempat wisata kuliner terapung. Pengembangannya tentu harus sesuai dengan aturan yang berlaku dan faktor keselamatan juga harus diutamakan,” katanya.