4 Lokasi Rawan Aktivitas Pengeboman Ikan di Aceh

Ilustrasi. (net)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Lampulo, Banda Aceh memetakan ada 4 lokasi di perairan Aceh yang rawan aktivitas pengeboman ikan.

Ke empat lokasi tersebut yaitu perairan Pulo Aceh, Aceh Selatan, Pulau Banyak dan perairan Pulau Simeulue. Dari keempatnya dua diantaranya masuk dalam kategori yang mendapat prioritas pengawasan yaitu di Pulo Aceh dan Aceh Selatan.

“Ada beberapa lokasi yang menurut kami yang cukup rawan bom ikan, yaitu di Pulo Aceh, kemudian di Aceh Selatan, Kepulauan Banyak, hingga Simeulue. Dua yang relatif mendapat prioritas (pengawasan) yaitu di Pulo Aceh dan Aceh Selatan,” kata Kepala PSDKP Lampulo, Sahono Budianto kepada wartawan, Senin (29/7).

Saat ini PSDKP Lampulo juga sudah mengerahkan 2 unit armada speed boat ke Aceh Selatan untuk melakukan upaya preventif ke nelayan dan memantau potensi aktivitas pengeboman ikan di perairan tersebut.

“Di sana (Aceh Selatan) kita ada Satwas PSDKP. Jadi kalau kami menganalisis dengan hadirnya pengawasan kami, pelaku bom ikan ini akan berfikir dua kali untuk melakukan hal tersebut,” ujarnya.

Sejauh ini pelaku bom ikan di kawasan Pulo Aceh dan Aceh Selatan yang terpantau oleh petugas rata-rata memilih kabur ke darat membawa bahan peledak yang digunakan untuk menghilangkan bukti. Sementara kapal yang digunakan ditinggal begitu saja.

Sementara itu Panglima Laot Aceh, Miftach Tjut Adek menjelaskan aktivitas pelaku bom ikan  beraksi sewaktu di mana nelayan tidak melaut, seperti di Aceh ada hari pantang melaut yaitu di hari Jumat.

“Jadi mereka memanfaatkan hari pantang melaut untuk beraksi, agar nelayan-nelayan lain tidak melihat dan luput dari pantauan petugas,” kata Miftach.

Miftach menyebutkan seluruh perairan Aceh cukup rawan ilegal fishing termasuk bom ikan. Namun ada beberapa daerah yang sulit dijangkau oleh aparat hukum dan nelayan sendiri seperti di daerah kepulauan.

Kemudian di kawasan yang sepi di Perairan Andaman dan Selat Malaka juga ada aktivitas bom ikan yang diduga dilakukan secara masif. “Di daerah sepi nelayan itu juga sering seperti di Perairan Selan Malaka dan Andaman,” ujar Miftach.

Sebelumnya, PSDKP Lampulo mengamankan dua kapal yang diduga melakukan penangkapan ikan dengan bahan peledak. Saat dikejar nelayan tersebut terlebih dahulu mencapai daratan dan kabur meninggalkan kapal sembari membawa bahan peledak.

Dari atas kapal itu peteugas hanya menemukan kompresor siap pakai, sepatu katak, jaring dalam kondisi rusak, serok ikan serta wadah penampung ikan.

“Empat orang awak kapal melarikan diri ke atas bukit dengan membawa kantong plastik diduga berisi bahan peledak,” ujar Sahono.

Related posts