Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al Haytar mengatakan, harus diakui damai Aceh sudah berjalan 19 tahun, banyak hal yang sudah dicapai.
Namun begitu, tidak dapat dipungkiri juga bahwa masih ada beberapa butir perjanjian damai yang dijabarkan dalam UU Nomor 11 tahun 2026 tentang Pemerintah Aceh, belum terimplementasi secara maksimal.
“Hal itu lah yang harus menjadi fokus perhatian kita bersama, oleh para pengambil kebijakan di Aceh maupun di pusat,” kata Tgk Malik Mahmud Al Haytar dalam teks pidatonya yang dibacakan anggota Majelis Tinggi Tuha Peut, Wali Nanggroe Drs Sulaiman Abda MSi, pada acara HUT Peringatan Damai Aceh ke-19, di Taman Sari, Kota Banda Aceh, Kamis (15/8/2024).
Selama 19 tahun terakhir ini, kata Tgk Malik Mahmud, telah melakukan berbagai Upaya untuk memaksimalkan implementasi MoU Helsinki.
“Pada kesempatan ini saya minta, apa yang telah saya jajaki ke berbagai pihak, baik tingkat nasional dan internasional, dapat ditindaklanjuti oleh eksekutif dan legislatif di Aceh,” ujarnya.
Sebagaimana tema peringatan HUT Damai Aceh Tahun 2024 “Menjadi Bingkai Kedamaian Dunia”, Tgk Malik Mahmud mengajak semua untuk pro aktif memperjuangkan apa yang belum tercapai dan mempertahankan apa yang telah diraih.
Sehingga, kata Tgk Malik Mahmud, menjadi satu kesatuan dalam bingkai yang kokoh, untuk perdamaian Aceh khususnya dan perdamaian dunia umumnya.
Pada kesempatan itu, anggota Majelis Tuha Peut Wali Nanggroe Aceh Sulaiman Abda mengatakan, dalam acara Peringatan Damai Aceh ke-19 ini, di isi dengan berbagai acara.
Antara lain pengarahan dari Ketua KPA, yang diwakili oleh Abu Radak, pengarahan dari Sekretaris BRA, Darmansah, laporan pelaksana panitia, penyerahan sertifikat secara simbolis kepada mantan kombatan GAM, serta santunan kepada anak yatim piatu dan lainnya.
Tgk Malik Mahmud mengatakan, masa-masa yang telah dilalui, tentu menjadi sebuah indikasi bahwa selain bangsa yang tangguh dalam menggelorakan perang puluhan tahun, masyarakat juga telah paham bagaimana caranya menjadi peace making, peace keeping dan peace building yang baik sehingga menjadi salah satu contoh perdamaian dunia.
Acara ini dihadiri Pj Gubernur Aceh yang diwakili Asisten I Setda Aceh, Yusrizal, Forkopimda Provinsi, Ketua DPRA, Ketua DPRK Kabupaten/Kota, para Bupati, Walikota, Ketua DPRK se Aceh, serta undangan lainnya.