(KANALACEH.COM) – Salah satu pesantren terbesar di Aceh, Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga menjalankan fungsi pendidikan sebagai pelaksanaan tafaqquh fiddin dengan menunjukkan transformasi signifikan dalam pembangunan ekonomi berbasis pesantren.
Dengan visi untuk tidak hanya memajukan pendidikan agama, tetapi juga kesejahteraan ekonomi para santri, guru, dan masyarakat sekitar. Ddayah ini telah mendirikan berbagai lembaga ekonomi yang inovatif, diantaranya termasuk Koperasi Dayah dan Bank Mudi.
Diketahui Koperasi Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga yang yang diberi nama “Koperasi Al-Barkah” menjadi pusat layanan kebutuhan sehari-hari para santri. Koperasi ini berdiri tegak dengan cikal bakalnya Allah Yarham Abon Abdul Aziz pada masa kepemimpinannya itu untuk memajukan perekonomian dayah.
Koperasi ini menyediakan segala perlengkapan yang dibutuhkan oleh para santri dan dewan guru, mulai dari alat tulis, pakaian, makanan, hingga kebutuhan lain yang bersifat esensial. Koperasi ini juga membantu mengembangkan kreativitas santri dalam berkarya dengan memaksimalkan segala kemampuan yang ada, berupa menjual produk-produk hasil karya para santri seperti kerajinan tangan, pakaian, olahan makanan, dan segala jenis hasil karya lainnya.
Bank MUDI
Sebagai langkah maju dalam pengelolaan keuangan, Dayah MUDI telah mendirikan Bank MUDI. Bank ini diresmikan langsung oleh pimpinan Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga Abu Syekh H. Hasanoel Bashry HG (Abu Mudi) pada Senin, 16 Agustus 2021.
Manajer Operasional Bank Mudi, Tgk M. Haris mengatakan, Bank ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan dana tetapi juga sebagai lembaga yang mengatur seluruh keuangan dayah secara modern dan efisien.
“Bank Mudi menggunakan aplikasi digital untuk mempermudah transaksi dan pencatatan keuangan, baik bagi pesantren maupun santri,” kata Tgk Haris.
Ia menyebutkan, keunggulan Bank Mudi dalam pengelolaan keuangan secara transparansi dan akuntabilitas dengan menggunakan sistem digital, seluruh transaksi dan pencatatan keuangan dilakukan secara transparan dan akuntabel. Menurutnya, ini memudahkan pengelola pesantren untuk mengawasi dan mengendalikan aliran dana dengan lebih baik dan akurat.
Lalu mempermudah akses untuk santri lewat aplikasi keuangan Mobile Banking Dayah (MBD) yang disediakan oleh Bank MUDI. Ini memudahkan santri dalam melakukan berbagai transaksi keuangan, mulai dari pembayaran SPP, pembelian kebutuhan sehari-hari di koperasi, hingga transfer dana antar santri. Semua bisa dilakukan dengan mudah melalui ponsel pintar.
“Bank Mudi juga berperan dalam meningkatkan inklusi keuangan di lingkungan pesantren. Dengan adanya bank ini, santri diajarkan tentang pentingnya menabung dan mengelola keuangan pribadi sejak dini. Ini menjadi bekal penting bagi mereka setelah lulus dari pesantren dan terjun ke masyarakat nanti,” ucapnya.
Tgk Haris menyampaikan, dengan adanya Koperasi Dayah dan Bank MUDI, Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga telah menunjukkan sebuah pesantren itu bisa maju tidak hanya dalam bidang pendidikan agama tetapi juga dalam ekonomi.
Seperti untuk peningkatan kesejahteraan santri, pengembangan infrastruktur pesantren, pemberdayaan masyarakat sekitar, hingga pendidikan kewirausahaan bagi santri.
“Santri mendapatkan pendidikan kewirausahaan melalui praktek langsung di koperasi dan bank. Mereka belajar tentang manajemen usaha, keuangan, dan pemasaran. Ini menjadi bekal penting bagi mereka untuk menjadi wirausahawan sukses di masa yang akan datang,” ungkapnya.
Meskipun telah banyak mencapai kemajuan, kata Tgk Haris, Dayah MUdI masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan ekonomi pesantren. Salah satu tantangan utama adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Diperlukan pelatihan dan pendidikan lebih lanjut bagi pengelola koperasi dan bank agar mereka bisa mengelola lembaga ekonomi ini dengan lebih profesional.
Selain itu, perluasan akses pasar juga menjadi tantangan. Produk-produk hasil karya santri, kata dia perlu mendapatkan akses pasar yang lebih luas agar bisa bersaing di tingkat regional maupun nasional. Kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan swasta, sangat diperlukan untuk mencapai hal ini.
Namun, di era Dayah Preneur dengan komitmen yang kuat dari pengelola pesantren dan dukungan dari berbagai kalangan, pihak AMANAH khususnya yang kini telah hadir di tengah-tengah dayah guna membantu mengoptimalkan mutu dan bakat santri dalam memutar ekonomi.
AMANAH hadir di saat yang tepat di era ekonomi luar sedang menerobos lingkungan dayah, dan semoga kerja sama dengan AMANAH dalam memajukan Dayah Preneur berjalan lancar hingga kedepan.
Dayah MUDI optimis bisa terus maju dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi pesantren dan masyarakat sekitar. Harapannya, model ekonomi yang diterapkan di Dayah Mudi bisa menjadi contoh bagi pesantren lain di Indonesia untuk mengikuti jejak yang sama. Sesuai dengan Hadis Rasullullah SAW
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا (رواه مسلم)
Artinya:
Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk (amal kebaikan) maka ia mendapatkan pahala sama seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melakukannya, barang siapa yang mengajak pada kesesatan maka ia akan mendapat dosa setimpal dengan dosa orang yang mengikutinya tanpa sedikitpun mengurangi dosa orang yang melakukannya. (HR. Muslim).
Maksud petunjuk dalam hadis tersebut adalah mengarah kepada petunjuk kebaikan, baik kebaikan besar maupun kecil, walaupun pun kebaikan itu dianggap remeh namun kita telah malakukannya dan mendapat balasan yang setimpal.
“Lebih-lebih lagi kebaikan yang kita lakukan ini adalah contoh perekonomian yang memberi pengaruh besar bagi masyarakat, semoga dengan segala usaha kebaikan ini memberi keberkahan bagi kita semua yang ingin berusaha,” katanya.
Penulis
Syahrul Akhyar, peserta lomba jurnalistik AMANAH dari Dayah MUDI.