Atlet PON Akui Keramahan Warga dan Puji Kuliner Aceh

Atlet panahan dari Papua, Catur Wuri Adi Nugroho. (Kanal Aceh)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Sejumlah atlet di Pekan Olahraga Nasional memuji keramaham warga Aceh hingga kuliner tradisional Tanah Rencong yang memikat selera para atlet. Apalagi mereka tak sungkan menyebut Aceh daerah yang nyaman dan menjunjung tinggi toleransi beragama.

Seorang atlet panahan dari Papua, Catur Wuri Adi Nugroho mengatakan, keramahan warga Aceh itu saat dirinya tengah berjalan di area tempat penginapan lalu warga ada yang menawarkan untuk mengantar menggunaan sepeda motor ke lokasi yang dituju.

Lalu keramahan warga Aceh juga dia dapatkan saat membeli makanan di salah satu warung di lokasi tempat penginapannya. Orang warung tersebut, kata dia cukup ramah dan memberi tahu dirinya soal sejarah dan adat-adat Aceh.

“Sebelum ke Aceh saya cari referensi dan banyak juga stigma negatif untuk Aceh. Tapi saat tiba disini, itu sama sekali tidak ada, orang disini ramah-ramah dan saya sudah mengalami itu,” kata Catur Wuri, Sabtu, 14 September 2024.

Hal lainnya yaitu soal penggunaaan pakaian. Ia bersama atlet asal Papua lainnya juga saling mengingatkan dan menghargai saat berpakaian di luar ruangan karena Aceh menerapkan syariat islam.

“Kita berusaha saling mengingatkan, jadi saling mengingatkan. Biar kita menghormati tuan rumah dan menjunjung toleransi di sini,” katanya.

Puji Kuliner Aceh

Sementara itu Atlet Nasional panjat tebing Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi tampaknya tak ingin melewatkan untuk mencicipi kuliner khas Aceh saat mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh Sumut tahun 2024.

Di PON 2024, Desak Made tercatat mewakili Provinsi Bali untuk cabang olahraga panjat tebing. Selama di Aceh, ia mengaku sudah banyak mencicipi kuliner tradisional rumahan asal Tanah Rencong setelah kompetisi berlangsung.

“Karena ini saya sudah selesai kompetisi ya saya mau mencoba ini dan ya sangat enak sekali. Yang paling enak itu yang saya suka ikan teri sama peyek udang. Keumamah itu juga enak,” kata Desak Made Rita saat mencicipi berbagai kuliner di Three Brothers Café di Banda Aceh, Jumat, 13 September 2024.

Atlet Panjat tebing asal Provinsi Bali, Desak Made Rita. (ist)

Selain itu Desak Made juga memuji kopi khas Aceh yang menurutnya tidak menimbulkan efek sakit di tenggorokan. Apalagi ia sempat meminum berulang kali. Kata dia, kopi di Aceh tidak terlalu manis dan cocok di lidahnya.

“Ini saya coba pertama saya cicipin ini kopi gula aren enggak sakit tenggorokan. Karena saya sering minum kopi kalau terlalu manis cepat sakit tenggorokan dan ini engga. Enak lah,” kata.

Ia juga sempat memberi rating tinggi untuk kuliner tradisional Aceh yang telah dicicipinya sebelum bertolak ke Jakarta untuk berlatih di Pelatnas pada hari ini, Sabtu, 14 September 2024.

Ia berharap juga bisa kembali lagi Aceh dan menikmati kuliner yang belum sempat dia cicipi selama di Tanah Rencong. “Secara keseluruhan enak sekali. Kuliner Aceh mangat that,” ungkap Desak Made.

Kuliner Aceh Dipastikan Halal

Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Azhari menyampaikan, Aceh dikenal dengan Serambi Makkah yang pelaksanaan syariat Islam tentu sangat kental bagi masyarakat. Namun masyarakat Aceh juga bersikap sangat toleran, ketika ada tamu yang datang ke Aceh.

Bagi seluruh kontingen, kata dia tak perlu khawatir dan hanya menyesuaikan saja soal aturan tersebut baik dari segi sikap, berpakaian dan sebagainya.

“Tentu yang bagi jemaah atau rombongan dari berbagai provinsi, ada yang muslim dan non-muslim, dari segi sikap, berpakaian, hanya menyesuaikan. Bagi yang muslim tentu berpakaian muslim dan bagi yang non-muslim tidak dipaksa harus menggunakan jilbab, tapi menyesuaikan dengan situasi dan kondisi,” ujarnya.

Kepala Kantor Kemenag Aceh, Azhari. (Kanal Aceh/Randi)

Bahkan pihaknya sebelum PON sudah menyampaikan saran, pesan, melalui penyuluh dan penghulu dan juga para guru untuk menyampaikan pesan-pesan tentang ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah.

Artinya saling menguatkan, saling menghormati, saling meningkatkan rasa persaudaraan satu sama lain karena kita satu bangsa, dan toleransi atau kehidupan bersama di antara umat manusia.

“Ada image barangkali yang seolah olah, Aceh kurang aman, tentu bapak, ibu, saudara-saudara kami dari seluruh Indonesia yang hadir di Aceh dapat melihat sendiri bagaimana tolerannya masyarakat Aceh, bagaimana sikap dan kultur budaya,” ajaknya.

Pihaknya juga memastikan produk makanan yang dijajakan atau di jual di venue PON atau cage dipastikan halal.

“Jadi tidak perlu ragu, teman-teman silakan singgah di warung-warung atau di tempat-tempat jualan dekat dengan venue sudah tersedia berbagai jenis makanan. Tapi perlu kami sampaikan bahwa semua makanan yang dijual di Aceh itu dijamin halal,” katanya. ***

Related posts