Kemenekraf dukung Kolaborasi Band Metal Aceh Killa The Phia dan Rapai Pasee

(dok. pophariini)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) melalui program Akselerasi Kreatif Musik mempertemukan band metalcore Killa The Phia dengan komunitas musik tradisi Rapai Pasee Raja Buwah untuk sebuah kolaborasi yang membuktikan musik keras dan musik akar bisa menyatu, tanpa saling menghapus identitas.

Kolaborasi tersebut siap diwujudkan lewat perilisan videoklip “Hitam” melalui kanal YouTube Killathephia Official yang dijadwalkan beredar segera. Lagu “Hitam” milik Killa The Phia merupakan ciptaan Kill The Phia yang diaransemen ulang dengan tambahan irama Rapai Pasee.

Pembuatan videoklip “Hitam” berlangsung selama 2 hari tanggal 24 dan 25 Mei 2025 yang mengambil lokasi di Aula SMK Negeri 1 Banda Aceh. Videoklip ini disutradarai oleh sineas lokal Hadi Ramnit dan melibatkan tim produksi yang berasal dari Aceh, sejalan dengan semangat pemberdayaan yang diusung program ini.

Baca: Tampil di Jerman, Band Metal Aceh Killa The Phia Kenalkan Serune Kalee dan Rapai

Lirik lagu “Hitam” sendiri memuat narasi tentang pergulatan batin dan dorongan untuk bangkit dari kekecewaan. Dengan balutan metalcore dan irama rapai, versi baru lagu ini diharapkan tidak hanya menjadi karya yang kuat secara musikal, tetapi kuat dalam identitas dan pesan.

Seluruh elemen kreatif dalam proyek ini, mulai dari musisi, tim produksi, hingga kru adalah talenta lokal Aceh bertujuan untuk memberdayakan pelaku ekonomi kreatif dari daerah dalam menghasilkan karya yang berdaya saing nasional maupun internasional.

Baca: Band Metal Asal Aceh Killa The Phia Bakal Tampil di Jerman

Sebagai informasi tambahan, Killa The Phia bukan nama baru di kancah musik metal Indonesia.

Sebelumnya, mereka pernah tampil mewakili Indonesia di salah satu festival musik heavy metal terbesar di dunia, Wacken Open Air pada pertengahan 2024 di Jerman.

Akselerasi Kreatif Musik menjadi bentuk nyata dari komitmen Kemenkraf dalam mendorong ekonomi kreatif berbasis budaya sebagai “The new engine of growth”, sebuah istilah yang sering digaungkan Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya. Lewat pendekatan kolaboratif seperti ini, Aceh tidak hanya diperkuat sebagai ruang produksi kreatif, tapi juga sebagai sumber cerita dan ekspresi musikal yang relevan hari ini.

Diluncurkan tahun 2020, Akselerasi Kreatif Musik hadir untuk memperkuat talenta musik di kota-kota di Indonesia. Selain itu, program ini juga diharapkan bisa memperluas jangkauan distribusi karya lokal dan menghubungkan musisi dengan ekosistem industri, dari label, promotor, hingga platform digital. [pophariini]

Related posts