Kemenhut Mulai Bangun Konservasi Gajah di Aceh di Lahan Milik Prabowo

Kemenhut Mulai Bangun Konservasi Gajah di Aceh di Lahan Milik Prabowo. (ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM)  – Kementerian Kehutanan RI mulai mebangun konservasi gajah yang diberi nama Peusangan Elephant Conservation Initiative (PECI) Aceh di atas lahan milik Presiden Prabowo Subianto seluas 20 ribu hektare.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengatakan kepastian itu setelah pihaknya berkunjung ke Takengon, Aceh Tengah untuk memastikan dimulainya pembangunan tersebut.

“Progresnya luar biasa, kita akan memulai membangun yang disebut sebagai PECI Aceh yaitu Peusangan Elephant Conservation Initiative Aceh, dimana nanti akan dibuat beberapa  blok untuk konservasi perbaikan ekosistem Gajah,” ujar Raja Antoni kepada wartawan, Kamis (19/6).

Baca: Luas Tanah Prabowo di Aceh Terbentang di 4 Kabupaten

Prabowo sebelumnya telah menyumbangkan lahan pribadinya sebanyak 20 ribu hektar di Aceh untuk konservasi Gajah Sumatera. Namun, Menhut mengatakan jumlah ini disebut bertambah menjadi 80 ribu hektar.

“Beliau malah memberikan 80.000 bila diperlukan. Jadi saya kira ini menambah pekerjaan temen-teman WWF tetapi sekaligus mungkin kita bisa kelola nanti menjadi wilayah agroforestry, jadi wilayah konservasi, yang insyallah akan bermanfaat mengurangi atau menyelesaikan konflik gajah dan manusia di Aceh,” katanya.

Menhut juga melakukan perpanjangan dan perluasan luang lingkup kerjasama antara Kementerian Kehutanan dan Inggris. Perluasan kerjasama ini dilakukan dengan penambahan Klausul Baru pada Pasal 2.1 MoU yaitu ‘Penguatan konservasi gajah di Peusangan, Aceh’.

Masa berlaku MoU yang semula berakhir pada 21 Oktober 2027, diusulkan untuk diperpanjang hingga 21 Oktober 2032. Dalam acara itu turut hadir Direktur Utama PT. Tusam Edhy Prabowo, Komisaris WWF Indonesia Teuku A Khalid, Dubes Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey, dan Anggota DPR RI dapil Aceh Teuku Abdul Khalid.

Dubes Inggris Dominic Jermey mengatakan Aceh merupakan rumah bagi gajah, harimau dan orang utan. Namun seluruh satwa tersebut tidak dapat melindungi diri sendiri, sehingga menurutnya perlu ada kerjasama dan komitmen jangka panjang.

“Keempat spesies tersebut masih hidup, namun tidak dapat melindungi dirinya sendiri. Kita harus memastikan ada skema yang jangka panjang, komitmen jangka panjang. Menaikan upaya konservasi namun juga dengan menaikkan ekonomi,” ujar Dominic Jermey.

Related posts