(KANALACEH.COM) – Musisi dangdut legendaris Hamdan ATT meninggal dunia dalam usia 76 tahun pada Selasa (1/7). Kabar ini datang setelah Hamdan berjuang melawan stroke beberapa tahun terakhir.
“Iya betul tadi jam 12 siang. Di rumah. Meninggalnya di rumah. Pemakaman belum diskusi sama keluarga,” kata Haikal Attamami yang merupakan anak dari Hamdan ATT seperti dilansir laman CNNindonesia, pada Selasa (1/7).
Lahir pada 27 Januari 1949 di Aru, Maluku, musisi bernama lengkap Hamdan Attamimi tersebut dikenal sebagai penyanyi dangdut yang mencapai popularitas pada dekade ’80-an. Namanya dikenal luas setelah merilis lagu bertajuk Termiskin Di Dunia pada 1980.
Namun karier Hamdan ATT sudah dimulai sejak dekade 60-an dengan membentuk band musik yang terinspirasi grup asal Inggris, The Shadows. Baru pada 1969, Hamdan ATT bergabung dengan band Nada Buana sebagai penyanyi dan tampil di TVRI.
Setelah lulus kuliah pada 1975, Hamdan ATT kemudian sepenuhnya berkecimpung sebagai penyanyi dangdut. Selama itu pula, Hamdan ATT sudah merilis sejumlah karya, seperti Dingin, Bekas Pacar, Sakit hati (Chadut 2003), Patah kemudi lagu Melayu, Emas menjadi tembaga, Jangan Cintai aku, Termiskin di dunia, dan Mabuk judi.
Hamdan ATT sempat dikabarkan terkena stroke pada 2017 dan sejak saat itu terus berusaha kembali pulih dengan menjalani fisioterapi. Namun Hamdan ATT kembali kena stroke beberapa tahun setelah serangan pertama.
Pada 2017, Hamdan ATT sempat dilarikan ICU RS Polri Kramat Jati pada hari kedua lebaran. Ia kala itu dilaporkan mengalami serangan jantung dan pecah pembuluh darah sehingga mendapatkan perawatan intensif dua hari.
“Sakit ayah ini kan dari tahun 2017, jadi serangan stroke yang pertama. Sempat pulih, sempat juga beraktivitas, drop lagi kondisinya 2021, dan sudah ada beberapa kali perubahan setelah terapi,” ujar Haikal Attamimi pada Mei 2024.
“Kalau sekarang sih baru di terapi tradisional, dipijit, ke depannya akan diupayakan lagi fisioterapi. Karena fokusnya supaya kakinya ini agak kaku supaya bisa jalan minimal bisa gerak,” lanjutnya.
“Sebenarnya ngobrol, biasa, cuma bedanya mungkin karena pas lagi kelihatan daya tangkapnya lagi cepat langsung bisa langsung direspons,” ungkapnya.
“Tapi misalnya agak lambat ya kita harus ulangin berkali-kali. Memang kita harus mengerti, harus ekstra lagi,” kata Haikal.