Dapat Dana Besar, DPR Aceh Harusnya Proaktif Bahas APBA 2016

Logo GeRAK Aceh

BANDA ACEH – Aktivis Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh menyesalkan sikap badan legislatif yang belum bekerja maksimal meski mendapat anggaran besar dari Pemerintah Aceh. Mereka menilai DPR Aceh, jauh mementingkan persoalan kunjungan keluar, ketimbang sibuk membahas RAPBA 2016 yang hingga kini belum tuntas.

Kepala Divisi Kebijakan Publik dan Anggaran GeRAK Aceh, Fernan mengatakan, tahun ini, Pemerintah Aceh mengalokasikan anggaran sebesar Rp156 milyar untuk Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).

Harusnya dengan sebesar itu, DPRA proaktif bekerja untuk kepentingan yang menyangkut masa depan Aceh, salah satunya itu seperti fokus membahas R-APBA 2016.

“Dari dana 156 miliar yang diterima DPRA, sebesar 140 miliyar digunakan untuk belanja langsung,” kata Fernan, Kamis (19/11/2015) di Banda Aceh.

Dari belanja langsung itu, kata dia, alokasi dana terbesar diperuntuhkan untuk mendukung program peningkatan kapasitas lembaga DPRA yakni Rp61,6 milyar atau sebanyak 44 persen dari total anggaran. Dengan rincian, sebesar Rp16,5 milyar untuk pembahasan rancangan peraturan daerah, Rp438 juta untuk hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/tokoh agama, Rp996 juta untuk rapat-rapat paripurna, Rp13 milyar untuk kegiatan reses.

Kemudian, Rp7,3 milyar untuk kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam Daerah, Rp22,3 milyar untuk peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD, dan 600 juta untuk sosialisasi peraturan perundang-undangan.

“Namun apakah dana sebesar itu mendongkrak efektivitas kerja-kerja dewan yang akhir-akhir ini menjadi sorotan publik? Kita khawatir pengesahan APBA 2016 akan terlambat lagi seperti tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Untuk itu, dia meminta agar DPR Aceh duduk bersama dengan Pemerintah Aceh guna membahas Rencana APBA tahun 2016, dari pada hanya melakukan kunjungan kerja di akhir tahun.

“Kunjungan akhir tahun ini bukan hal baru,apalagi masyarakat aceh tidak pernah diberi tahu dampak atau manfaatnya dari kunjungan kerja keluar negeri tersebut. Jadi lebih baik, mereka duduk memikirkan daerah,” ungkapnya.[]

Reporter: T Irawan

Related posts