APPI Tolak Penyelenggaraan Turnamen

APPI Tolak Penyelenggaraan Turnamen
Wakil Presiden APPI, Bambang Pamungkas dan Presiden APPI, Ponaryo Astaman (kompas.com)

Jakarta (Kanal Aceh) – Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) bersikap untuk menolak penyelenggaraan turnamen. APPI pun menuntut untuk kejelasan kompetisi.

APPI mendeklarasikan sikapnya tersebut di salah satu hotel di Jakarta pada Kamis (14/1). Dalam acara tersebut, hadir Presiden APPI, Ponaryo Astaman, Wakil Presiden APPI, Bambang Pamungkas, dan anggota Komite Eksekutif APPI, Bima Sakti.

Hadir pula sejumlah pemain, di antaranya Ramdani Lestaluhu, Andritany Ardhiyasa, Leo Tupamahu, Riyandi, FX Yanuar, Aditya Harlan, David Laly, Gavin Kwan, dan beberapa lainnya.

Menurut Ponaryo, pemain adalah pelaku utama. Karena itu, APPI berharap dan mendorong stakeholder lain untuk berpikir dan menghasilkan solusi untuk permasalahan sepak bola tanah air.

“Kami harus mengambil inisiatif supaya ada perubahan. Kami menekan semua pihak, tidak hanya ke federasi tapi pemerintah. Kami murni untuk sepak bola dan tak melihat kanan kiri,” kata Ponaryo.

Sementara itu, Bambang Pamungkas menilai permasalahan sepak bola Indonesia harusnya mengarah ke perbaikan. Namun, menurutnya, faktanya malah sebaliknya. “Yang kita lihat dalam delapan bulan terakhir dengan banyaknya turnamen, ini kemunduran,” kata Bambang Pamungkas.

Bepe tak memungkiri penyelenggaraan turnamen sedikit memberikan “napas” setelah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi membekukan liga. Namun, Bepe memandang penyelenggaraan turnamen juga menyisakan cacat.

“Kalau dilihat hak pemain tidak maksimal. Pemain hanya dikontrak tiga bulan, sementara asuransi manapun tak mau mengcover jika hanya tiga bulan. Hak mendapat perlindungan pun tidak maksimal,” tuturnya.


Baca juga:

Gol Evan Dimas Picu Keributan Laga Tarkam di Aceh

Ini Alasan Final Piala Presiden Tetap Digelar di Jakarta


APPI menuangkan sikapnya dalam enam poin dalam acara deklarasi tersebut sebagai berikut:

1. Turnamen yang beberapa kali dilaksanakan saat ini tidak bisa dijadikan solusi atas kondisi sepak bola nasional serta memberikan perlindungan yang maksimal kepada pesepak bola.

2. Turnamen justru menjadikan kesenjangan dan ketidakadilan serta ketidak pastian bagi para pesepak bola khususnya bagi mereka yang klubnya tidak ikut bermain.

3. Pesepak bola mendorong klub-klub untuk tidak mengikuti turnamen-turnamen profesional selanjutnya apabila tidak ada kepastian Liga Profesional, hal ini juga demi kepentingan klub-klub.

4. Sesuai dengan situasi dan kondisi sepak bola nasional saat ini, pesepak bola mendesak kepada operator yang berniat menjalankan liga untuk berkoordinasi guna mendapatkan persetujuan dari Pemerintah.

5. Pesepak bola mendorong pemerintah untuk segera menggulirkan kompetisi sepakbola yang profesional dan berjenjang demi pesepak bolaan nasional.

6. Kami EXCO APPI bersama dengan pesepak bola lainnya menolak untuk bermain di turnamen-turnamen selanjutnya hingga ada kepastian dan atau adanya jaminan kapan diselenggarakannya liga sepak bola profesional di Indonesia. (kompas.com)

Related posts