Jakarta – Data center atau pusat data biasanya dibangun di daratan dengan suhu yang dingin. Namun Microsoft punya lokasi yang mainstream untuk menyimpan data centernya, yaitu di bawah laut.
Raksasa software asal Redmond, Amerika Serikat ini menamainya dengan sebutan Project Natick. Yaitu sebuah data center yang mereka simpan di dalam lautan Pasifik sejak empat bulan ke belakang.
Memang data center ini bukan yang paling hebat, karena Microsoft hanya menyebut bahwa data center ini setara dengan 300 PC desktop, demikian dikutip dari The Next Web, Selasa (2/2/2016). Namun ia juga bisa diandalkan untuk menunjung layanan komputasi awan (cloud computing) Microsoft.
Microsoft juga tak sekadar pamer dengan menenggelamkan data centernya di dalam laut. Jika data center di daratan bisa menggunakan tenaga matahari atau angin, data center milik Microsoft ini bisa menggunakan tenaga air. Pun biaya pendinginannya akan lebih murah, karena berada di dalam lautan.
Belum lagi menyebut lokasinya yang sangat strategis dalam hal latensi, atau kecepatan koneksi. Itu karena, menurut Microsoft, setengah dari populasi dunia hanya berjarak 120 mil dari laut. Jadi lebih mudah untuk menemukan lokasi data center di laut ketimbang di darat.
Namun klaim Microsoft tersebut tentu masih harus dibuktikan lagi, karena mereka saat ini masih mengembangkan konsep tersebut. Yang jelas, proyek data center selanjutnya dari Microsoft akan 4 kali lebih besar dan 20 kali lebih kencang ketimbang data center yang saat ini sudah beroperasi.
sumber (inetdetik)