Kepala Puskesmas: ambulans bisa dipinjamkan jika ada uang bensin

Puskesmas, Ambulans bisa dipinjamkan jika ada uang bensin
Gambar: ambulance (tribunnews)

Kuala Simpang (KANALACEH.COM) – Jasad Rama (40), warga Blangkejeren, Gayo Lues, yang tewas terseret arus Sungai Tamiang, sempat ditolak untuk diantar menggunakan ambulans ke ke RSUD Tamiang untuk diotopsi, oleh pihak Pukesmas Bandar Pusaka.

Pihak Pukesmas beralasan ambulans tidak bisa jalan karena tak ada BBM, dan meminta uang membeli BBM kepada anggota SAR Aceh Tamiang.

Mayat tersebut pun terpaksa dimasukkan dalam perahu karet dan diikat di atas atap mobil operasional SAR menuju RSUD Tamiang.

Padahal, di mobil itu sendiri, sudah dipenuhi personel dan peralatan selam personel SAR yang selama tiga hari melakukan pencarian korban.

Kepala SAR Aceh Tamiang, Syaiful Syahputra, Sabtu (13/2/2016) mengatakan, atas permintaan sekretaris desa (Sekdes) Bengkelang, tim langsung mengevakuasi korban ke Puskesmas Bandar Pusaka untuk disemayamkan sementara, sambil menunggu keluarga korban datang menjemput.

“Saat kami membawa mayat korban ke Puskesmas Bandar Pusaka, kepala Puskesmas menolak menerima mayat korban. Padahal, institusi kesehatan terdekat bisa mengambilalih tugas ini, karena tugas kami sudah selesai dengan ditemukannya korban,” kata Saiful.

Karena menolak jasad korban disemayamkan di Puskesmas tersebut, Tim SAR meminta pihak Puskesmas membawa korban ke RSUD Tamiang menggunakan ambulans yang mestinya disiagakan, dalam kondisi seperti ini.

“Tetapi Kepala Puskesmas tidak mau membantu membawa jasad korban menggunakan ambulans, dengan alasan ambulans di Puskesmas itu tidak ada bahan bakar (BBM)-nya. Malah kepala puskesmas menanyakan kepada kami, apa ada uang BBM-nya, karena mereka perlu uang BBM dan uang konsumsi untuk sopir,” ujar Syaiful.

Tidak berjalannya koordinasi antarlembaga pemerintah ini, sempat membuat anggota Tim SAR adu mulut dengan Kepala Puskesmas, karena yang bersangkutan berkeras tidak mau mengantar mayat tersebut menggunakan ambulans Pukesmas.

Akhirnya, Tim SAR mengambil keputusan membawa mayat tersebut menggunakan mobil Ranger dengan meletakkan jasad korban di dalam perahu karet dan diletakkan di atas atap mobil, agar jasad korban bisa segera dievakuasi.

Sekitar pukul 10.00 WIB, barulah mayat tersebut dikafankan di RSU Tamiang, disusul dengan datangnya pihak keluarga dan ambulans dari Gayo Lues untuk membawa jenazah tersebut ke rumah duka.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tamiang, dr Fajri MKes mengaku sudah mendengar kejadian adanya penolakan pihak Puskesmas menangani mayat korban tenggelam, di Bandar Pusaka.

Ia mengatakan sempat ditelepon Ketua SAR Aceh Tamiang tentang kejadian tersebut dan langsung menegur Kepala Puskesmas bersangkutan yang bernama Syamsuddin.

“Untuk hal yang bersifat darurat dan atas nama kemanusiaan, seharusnya tidak ada alasan menolak melakukan penanganan,” ujarnya.

Kejadian tersebut juga sudah dilaporkannya ke Bupati Aceh Tamiang, dan berdasarkan rekomendasi Dinkes Tamiang, Kepala Pukesmas Bandar Pusaka pun dicopot dari jabatannya.

“Kepala Puskesmas yang sebelumnya dijabat Syamsuddin, mulai Senin (15/2) diganti dr Eka. Saya juga merekomendasi pencopotan setiap kepala Pukesmas yang tidak bisa bekerja sama atas dasar kemanusiaan,” ujar Fajri.

sumber (serambinews)

Related posts