LGBT di Aceh dinilai dapat bantuan organisasi internasional

LGBT di Aceh dinilai dapat bantuan organisasi internasional
Wakil Sekretaris Bidang Akidah dan Dakwah IKAT, Muhammad Yasin Jumadi saat memberikan materi dalam acara sosialisasi pencegahan LGBT di Gedung A Balai Kota Banda Aceh, Kamis (25/02) siang (Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Wakil Sekretaris Bidang Akidah dan Dakwah Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT), Muhammad Yasin Jumadi mengatakan kemunculan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Aceh sudah ada sejak lama.

Ia menuturkan pascatsunami di Aceh, komunitas tersebut bertambah banyak karena dibantu organisasi internasional dengan bantuan pelatihan dan pendanaan. Hal tersebut disampaikan dalam acara sosialisasi pencegahan LGBT di Gedung A Balai Kota Banda Aceh, Kamis (25/02) siang.

“Salah satu alasan kenapa LGBT masih bertahan di Aceh itu karena ada NGO Hivos dari Belanda pada tahun 2005 lalu,” ujarnya.

Yasin menjelaskan pada 2007 muncul organisasi LBGT pertama di Aceh, yaitu Violet Grey yang memiliki anggota sekitar 20 orang saat itu. Kemudian pada 2005 terbentuk organisasi Putroe Sejati Aceh (PSA) khusus waria. Mereka mengadakan kontes waria pada 2010 lalu.

“Kemudian pada tahun 2011 muncul Zero V Management yang ketuanya juga dari Violet Grey. Kegiatannya sangat tertutup,” ungkapnya. [Fahzian Aldevan]

Related posts