Makin dalam sebuah sumur maka airnya makin jernih

Makin dalam sebuah sumur maka airnya makin jernih

“Walaupun kami dipandang oleh masyarakat sebagai manusia yang mengalami keterbatasan, namun menurut kami banyak perubahan yang telah dilakukan oleh Abu Doto untuk Aceh. kami siap mendukung Abu sesuai dengan kemampuan kami. Selain suara yang akan kami sumbangkan untuk Abu, senjata yang paling ampuh adalah do’a dari kami semuanya,”

Pernyataan tulus tersebut diutarakan Zuhdi Ar, disela-sela pertemuan silaturrahmi dengan Gubernur Aceh Zaini Abdulah, di Meuligoe Aceh, Banda Aceh, Minggu (6/3/2016) malam.

Zuhdi Ar, pria asal Aceh Jaya itu berbicara mewakili Persatuan Ahli Pijat Tuna Netra Indonesia (Pertapi) Aceh.

Pertemuan silaturrahmi kalangan Disabilitas tunanetra Aceh dengan Gubernur Zaini Abdullah berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan. Mereka tiba di kediaman resmi Gubernur Aceh, sekira pukul 18.34 Wib. Selain dijamu makan malam, mereka juga melaksanakan shalat magrib berjamaah di Mushalla Meuligoe Gubernur Aceh.

Zuhdi mengatakan, kalangan Disabilitas Aceh khususnya penyandang tuna netra saat ini berjumlah 8039 orang. Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dalam memberikan dukungan kepada Zaini Abdullah untuk kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh periode 2017-2022. Ia berkali-kali menegaskan, dukungan yang diberikan untuk mantan Menlu GAM itu murni atas inisiatif keluarga besar Tunanetra Aceh tanpa dorongan dari pihak luar.

IMG_8250_pertemuan_penyandang_cacat_2_edit

“Karena kami merasa dalam kepemimpinan Abu Doto Zaini Abdullah, Aceh sudah sangat baik dan kami berdo’a semoga Allah memberikan umur panjang kepada Abu Doto,” kata Zuhdi, usai menyerahkan 400-an foto copy KTP, yang menurutnya sebagai bukti awal dukungan dari organisasi mereka.

Usai Zuhdi bersalaman dengan Gubernur Zaini Abdullah, tiba-tiba saja ia “diinterupsi” oleh seorang tamu undangan yang hadir. Ternyata tamu tersebut melontarkan pertanyaan serius; “Apa alasan utama kalangan disabilitas Aceh mendukung Abu Doto, bukankah usia Abu Doto sudah lanjut?

Gelak tawa pun pecah saat Zuhdi menjawab pertanyaan diatas. Ia terlihat spontanitas dan menggebu-gebu merespon pertanyaan sang tamu. Zuhdi pun mentamsilkan sosok Doto Zaini laksana sebuah sumur yang dalam dan memiliki air yang jernih.

“Kami memang tidak bisa melihat tapi kita harus berpikir secara sehat dan dewasa. Ibarat sumur, makin dalam sebuah sumur maka semakin jernih pula airnya. Maken lhok mon pasti maken gleh ie jih. Kalau gak percaya, coba gali saja sendiri,” tamsil pria kelahiran Aceh Jaya itu.

Tidak hanya itu saja, untuk meyakinkan bahwa pihaknya serius dalam menyokong Abu Doto, Zuhdi turut pula memohon agar dikeluarkan SK sebagai timses. “sehingga kami lebih leluasa dan siap bekerja dari rumah ke rumah. Kami punya cara sendiri dalam meyakinkan pemilih, kalau ada masyarakat yang tidak memilih Doto Zaini, berarti mereka tidak sayang kepada orang cacat,” ungkap Zuhdi, bernada meyakinkan Doto Zaini.

Hal senada juga diungkapkan M.Nur Abdullah, Ketua Persatuan Ahli Pijat Tuna Netra Indonesia (Pertapi) Aceh. Pria kelahiran Keumala, Pidie itu mengatakan, organisasi mereka sudah komit mendukung Abu Doto. Dukungan pihaknya bukan sekedar teori, tapi sudah dikoordinasikan dengan seluruh cabang organisasi Pertapi di seluruh Aceh.

“Kami ini orang susah, Abu. Hidup kami tunanetra ini ibarat seekor burung yang sudah patah sayapnya dan berada disebuah pohon yang kering tanpa daun dan buah. Mau terbang ke pohon lainpun tidak mampu. Begitulah hidup kami, namun Insya Allah kami akan berjuang bersama-sama memenangkan Abu Doto, dengan cara kami sendiri, ” kata M.Nur, seakan merahasiakan tips mereka dalam meyakinkan pemilih.

Sementara itu, Gubernur Zaini Abdullah yang tampak sangat gembira malam itu, mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan do’a tulus dari kalangan Disabilitas Aceh.“Terimakasih atas kedatangan, dukungan dan doa dari saudara semua. Insya Allah Saya akan melanjutkan pembangunan Aceh jika rakyat memberikan kepercayaan penuh kepada saya dalam Pemilukada 2017 nanti,”kata Zaini Abdullah.

“Oooya, mengenai tamsil pohon tadi, tidaklah mengapa. Itu tidak menjadi persoalan, karena pohon tersebut sesungguhnya bukanlah mati, tapi sunnatullah dikarenakan oleh musim gugur atau masa pergantian musim. Yakinlah oleh saudara-saudara semua, ada masa nanti musim akan berganti dan dedaunan pun akan kembali lebat,” pungkas Doto Zaini, yang disambut ledak tawa kalangan yang mengalami gangguan indra penglihatan itu. [rel]

Related posts