Betapa prima dan kuatnya fisik Gubernur Aceh

Betapa prima dan kuatnya fisik Gubernur Aceh
GUBERNUR Aceh, Zaini Abdullah, saat pemancangan patok tanggul Rimo, tanda dimulainya pembangunan tanggul di Rimo, Aceh Singkil (27/3). Tanggul yang dibangun sepanjang 21 kilomter dan menelan dana Rp721 miliar ini, akan membebaskan Aceh Singkil dari banjir tahunan. FOTO : kanalaceh.com

JUMAT, 25 Maret 2016, penulis diajak pihak Humas Setda Aceh guna liputan kunjungan kerja Gubernur Aceh Zaini Abdullah, di dua kabupaten yakni, Singkil dan Aceh Tenggara.

Usai menempuh perjalanan 12 jam, penulis tiba di Kota Subulussalam, dan dikarenakan malam telah larut, kami memutuskan beristirahat di kota ini, dan sesuai agenda besok pagi akan berangkat ke Singkil.

Sabtu, 26 Maret 2016, sekira pukul 07.15 WIB,  penulis dan tim Humas Aceh, bergegas berangkat ke Bandara Singkil, sebab sesuai dengan jadwal, Abu Doto, panggilan akrab Zaini Abdullah, yang merupakan Gubernur Aceh tersebut, akan tiba di pukul 09.00 WIB. Dan sesuai jadwal, pesawat yang ditumpangi Abu Doto, tiba di bandar udara kabupaten tersebut.

Usai mendarat, dan istirahat di ruang VIP selama 5 menit, Abu Doto beserta rombongan, diantaranya turut serta Kepala Biro Humas Frans Delian, Kepala Dinas Bina Marga, Rizal Aswandi, Kepala Dinas Pengairan, Syamsurizal, kepala dinas syariat islam, Prof Syahrizal Abbas, dan kepa biro umum Aznal, langsung berangkat ke Kampung Suka Makmur, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil.

Pukul 10.15 WIB, Gubernur Aceh dan rombongan tiba di Kampung Suka Makmur, tepatnya di Pesantren Darul Marhamah, dan kehadiran Abu Doto ditempat ini untuk menghadiri Maulid nabi yang diselenggarakan pihak Ponpes.

Lebih dari 1,5 jam Abu Doto hadir di pesantren tersebut, dan tepat pukul 11.45 WIB, Zaini dan rombongan segera bergerak ke Pesantren di Kampung Rimo, yang jaraknya dari lokasi dayah sebelumnya dibutuhkan waktu 30 menit perjalanan.

Tiba di Rimo, ribuan santri dayah telah menunggu Abu, dan di pesantren ini, Zaini memaparkan tentang program dan rencana kerja Pemerintah Aceh, terutama terkait dengan pembangunan Tanggul di kecamatan Rimo, yang akan membebaskan Aceh Singkil dari banjir tahunan.

Di pesantren ini, Abu Doto di jamu makan siang, dan usai sholat Zuhur, serta berbincang dengan masyarakat, pukul 14.15 WIB, Zaini dan rombongan bergerak ke tempat pemancangan tonggak tanggul Rimo, tanda dimulainya pembangunan tanggul sepanjang 21 km tersebut.

Jarak lokasi tanggul hanya terpaut lebih kurang 1 kilometer, dan lokasi jalan yang becek dan berlumpur, dan bahkan, mobil yang ditumpangi gubernur sempat terperosok dijalan, dan tidak dapat bergerak, dan akibatnya, Abu Doto harus turun dari mobil, dan memilih berjalan kaki lebih kurang 800 meter ketempat lokasi pemancangan patok tanggul.

Sebelum melakukan peresmian pemasangan patok tanggul, tanda dimulainya pembangunan, Gubernur Aceh mendapatkan penjelasan dari pihak Kementrian PU mengenai detil proyek tersebut. Dilokasi ini gubernur menghabiskan waktu kurang lebih 45 menit, dan dikarenakan mobil yang ditumpanginya tidak bisa masuk ke lokasi, Abu Doto terpaksa harus kembali berjalan kaki melewati jalan berlumpur.

Tuntas kegiatan pemancangan Patok tanggul, waktu menunjukkan pukul 16.15 WIB, dan dari lokasi ini, Abu Doto dan rombongan bergerak ke Dayah Darul Muksyafah, di Desa Sanggaberu Silulusan, kecamatan Gunung Meriah. Dan usai menempuh waktu 45 menit perjalanan, melewati jalanan berlempung dan rimbunan pohon sawit, Gubernur Aceh tiba di lokasi pesantren pukul 17.15 WIB, dan di tempat ini, Gubernur Aceh melakukan peletakan batu pertama, tanda dimulainya pembangunan Dayah Darul Muksyafah.

Usai berdiskusi, memberikan amanat, dan berbincang dengan warga, Gubernur dan rombongan meninggalkan lokasi acara, dan waktu sudah menunjukkan pukul 18.15 WIB.

Selanjutnya Abu Doto bergerak ke pendopo bupati, untuk menghadiri jamuan makan malam ditempat itu. Sebelum tiba di pendopo, waktu sudah menunjukkan pukul 19.05 WIB, dan Gubernur akhirnya memutuskan untuk sholat magrib di salah satu Masjid sebelum bergerak ke kediaman bupati.

Di Masjid ini, Gubernur sholat magrib, dan sekaligus menjamak beberapa sholat yang tertinggal, dan pada pukul 19.55 WIB, Abu Doto tiba di pendopo bupati Singkil.

Di kediaman bupati, Abu Doto dijamu makan malam, dan setelah santap malam, tanpa istirahat ataupun mandi, pada pukul 21.15 WIB, didampingi Kepala Dinas Syariat Islam, Gubernur Aceh memimpin rapat dengan lebih dari 100 dai perbatasan. Rapat yang berlangsung lebih dari satu jam tersebut, Zaini memberikan arahan, dan juga instruksi agar para dai lebih mengintensifkan dakwah, dan memperkuat akidah warga Aceh Singkil.

Sekira pukul 23.15 WIB, Gubernur Aceh masih sempat berbincang dan berdiskusi dengan sejumlah tokoh masyarakat dan bupati Aceh Singkil mengenai program-program pembangunan.

Frans Delian, Kepala Biro Humas, yang kebetulan satu meja dengan penulis mengatakan bahwa, Abu Doto saat hendak ke Singkil, sudah harus bangun pada pukul 05.00 WIB, dan langsung menuju bandara SIM, di bandara Abu Sholat Subuh, sebab rombongan mesti berangkat ke Medan naik lion pagi jam 06.15 WIB, dan kemudian dari Medan baru kami berangkat naik Susi Air ke Singkil, cerita Frans.

Minggu, 27 Maret 2016, pukul 10.00 WIB, Gubernur Aceh tiba di Bandara Kutacane, Aceh Tenggara, dan tanpa beristirahat, gubernur Aceh dan rombongan langsung bergerak untuk persmian rumah sakit Nurul Hasanah. Lebih dari 1 jam gubernur di RS ini, sebab usai meresmikan rumah sakit, Abu Doto juga melakukan pengecekan terhadap seluruh pelayanan dan ketersediaan fasilitas di rumah sakit tersebut.

Pukul 11.30 WIB, Gubernur Aceh bergerak ke Desa Lawe Gerger, Kecamatan Ketambe, dan ditempat ini, Abu Doto menghadiri pertemuan dengan ribuan masyarakat yang menyatakan dukungannya agar Zaini melanjutkan kembali periode kepemimpinannya sebagai gubernur.

Abu Doto menghabiskan waktu 2 jam ditempat ini, dan kemudian pada pukul 13.30 WIB, Zaini menyempatkan singgah ke rumah Kadis Pendidikan Aceh, Hasanuddin Darjo untuk menghadiri jamuan makan siang. Dan dirumah tokoh Aceh Tenggara itu, Abu Doto hanya menghabiskan waktu 15 menit, dan selanjutnya bergerak ke Masjid Agung At Taqwa untuk sholat Zuhur.

Usai sholat zuhur, pada pukul 14.15 WIB, Zaini dan rombongan menghadiri undangan salah satu calon bupati Aceh Tenggara, Raidin Pinem, dan para pendukungnya. Dan di lokasi ini, ribuan pendukunga Bung Rai, panggilan Raidin Pinem, menyatakan dukungannya kepada Abu Doto untuk maju pada Pilkada 2017.

Hanya 30 menit Abu Doto bersilatuhrahmi di rumah Raidin Pinem, dan untuk selanjutnya Abu Doto langsung bergerak ke Bandara, sebab sesuai jadwal, pesawat Zaini dan rombongan akan berangkat pukul 15.00 WIB.

Penulis yang tidak ikut dalam rombongan pesawat, sempat bertanya kepada Kepala Biro Humas, Frans Delian, terkait dengan agenda selanjutnya Abu Doto usai di Aceh Tenggara.

Frans menerangkan, bahwa, dari Bandara Kutacane, Abu dan rombongan menuju bandara SIM, di blangbintang, dan dari Banda Aceh, Gubernur tidak balik lagi ke pendopo, dan langsung bergerak ke Beureneuen, Kabupaten Sigli, untuk menghadiri acara Maulid yang diselenggarakan pada malam harinya di kabupaten tersebut.

Dan dalam hati penulis hanya bisa berucap, MasyaAlloh, betapa kuatnya fisik dan tenagamu Abo Doto, di usiamu yang terbilang tidak lagi muda, dan dua hari aku mengikutimu melakukan kegiatan lebih dari 14 jam tanpa henti tiap harinya, dan aku pikir dari Aceh Tenggara engkau pulang dan istirahat, namun ternyata engkau menyempatkan diri langsung menghadiri undangan masyarakat. Penulis saja yang mengikuti kerja-kerja Abu Doto selama dua hari di dua kabupaten, energi sudah habis terkuras, dan engkau masih begitu prima. Semoga Allah senatiasa memberikan nikmat umur, kesehatan, dan kepemimpinan yang adil kepadamu, doaku dalam hati. [Saky]

Related posts