Segera lakukan audit maternal perinatal kasus ibu dan bayi di RSIA

Segera lakukan audit maternal perinatal kasus ibu dan bayi di RSIA
Jenazah Suryani dan bayinya, saat akan dibawa ke pemakaman umum, Gampong Lambateng, Aceh Besar, Selasa (29/3).

MASIH berbekas dalam ingatan saya, bagaimana gurat kesedihan di wajah, Muslim Puteh, 47, suami dari almarhum Suryani, yang meninggal sesaat setelah di rujuk ke RSUZA Banda Aceh, setelah lebih dari 20 jam tanpa perawatan dan tindakan medis di RSIA Banda Aceh.

Senin, 28 Maret 2016, Ia dan istrinya serta dua anaknya yang, Tgk Malik Maulana, 9 thn, Cut Rayuan Anastasya, 7 thn, masih bercengkarama dan bercanda, serta siap menyambut anak ketiganya yang sebentar lagi akan lahir kedunia.

Dan Senin (28/3), saat istrinya mengajaknya ke Rumah Sakit, sebab merasa sudah waktunya buah hati mereka akan lahir, adalah awal petaka bagi seluruh jalan hidup Muslim Puteh.

Usai sholat subuh, Ia dan istrinya tiba di RSIA Banda Aceh, dan kemudian oleh petugas di masukkan ke ruang rawat persalinan. Di ruang ini, pada jam jam pertama, pasangan tersebut masih sempat tertawa, dan saling memberi semangat.

Namun, saat hari terus menjelang, dan ketika istri yang disayanginya mengeluh kesakitan teramat sangat, tak seorang dokter pun mendatangi istri, dan tak kunjung ada tindakan medis atau langkah darurat.

Setelah menunggu lebih dari 17 jam tanpa tindakan, dan dalam rentang waktu jam 6 pagi sampai jam 22.00 WIB, akhirnya perawat RSIA merujuk istrinya yang tengah dalam keadaan sekarat ke RSUZA.

Kata Muslim, tiba di RSUZA, istrinya langsung di operasi, namun bayinya tidak selamat, bayi mungil yang lahir dengan berat 3,5 kg tersebut, kata dokter yang membedah istrinya sudah meninggal didalam kandungan, dan bahkan, dokter juga meminta izin kepada dirinya, untuk melakukan operasi pengangkatan rahim istrinya, sebab karena terlalu lama tidak ditangani, bayi telah lengket di dinding rahim, dan saat diangkat, rahim istrinya ikut rusak.

“Mestinya ini di operasi 8 jam yang lalu, ini terlalu lambat di bawa kemari,” ungkap Muslim sebagaimana keterangan dokter pada dirinya.

Kemalangan karena bayi yang Ia tunggu meninggal dalam kandungan belum usai, beberapa jam kemudian, istri yang sehari lalu masih Ia dekap, menyusul sang bayi, seolah ibunya tak ingin membiarkan anaknya yang lahir sendiri dialam sana.

Dan ternyata, redaksi mendapatkan informasi, perihal kematian ibu dan bayi di RSIA, bukan yang pertama menimpa Muslim dan keluarganya. Beberapa pesan masuk ke redaksi, bahwa kasus yang sama juga pernah menerpa keluarga lainnya dari Lhoong dan juga dari Keutapang.

Dan tentu saja, peristiwa seperti ini tidak boleh terulang kembali, perlu dilakukan segera audit maternal perinatal, oleh komite medik guna mendapatkan informasi yang utuh dari penyebab kematian ibu dan bayi di RSIA Banda Aceh, dan dari hasil audit tersebut, bisa diketahui penyebab dari kematian, dan jika memang akibar meninggalnya dikarenakan unsur kelalaian petugas medis dan pihak RSIA, tentu dapat diambil sikap dan tindakan tegas, agar peristiwa serupa tidak terulang. [Saky]

Related posts