Pemko luncurkan program pendidikan diniyah wujudkan kota madani

Seminar nasional di Auditorium Lantai III FKIP Unsyiah, Sabtu (9/4). (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kadisdikpora Banda Aceh, Syaridin menyebutkan, sesuai dengan semangat penerapan Syariat Islam secara kaffah, pendidikan karakter di bangku sekolah yang ada di Banda Aceh lebih ditekankan pada pembentukan akhlakul karimah para siswa.

Hal tersebut disampaikan dalam seminar nasional bertajuk Membentuk Generasi Muda Islam dalam Mewujudkan Aceh Madani yang diadakan Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Fakultas (UKM-LDF) Al-Mudarris FKIP Unsyiah di Auditorium Lantai III FKIP Unsyiah, Sabtu (9/4).

“Yang paling utama dan bertanggungjawab dalam pembentukan karakter anak adalah kedua orang tuanya yang dimulai sejak anak di dalam kandungan hingga masa menyusui selama dua tahun pertama. Keluarga adalah fase pendidikan karakter paling penting.”

Berdasarkan kurikulum pendidikan nasional saat ini, sebutnya lagi, pendidikan karakter bagi para siswa ditanamkan dalam semua mata pelajaran. “Ada 18 nilai yang diajarkan, antara lain religius, kejujuran, toleransi, dan yang terakhir tanggung jawab,” katanya seraya meyebut masyarakat sipil, pemerintah, dan media massa turut berkontribusi dalam pembentukan karakter anak didik.

Dan untuk mewujudkan Aceh yang Madani, sambungnya, tentu harus didukung dengan masyarakatnya yang madani pula. “Masyarakat madani adalah masyarakat yang berperadaban, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ungkapnya.

Ia menambahkan, salah satu upaya pihaknya dalam mewujudkan visi Banda Aceh Model Kota Madani yang telah dicanangkan Pemko Banda Aceh, adalah dengan meluncurkan program pendidikah diniyah pada sekolah umum untuk semua jenjang.

“Sudah kita terapkan mulai dari tingakt SD hingga SMA sejak 2011. Materi pendidikannya yakni pengetahuan agama Islam yang mencakup seluruhnya di luar kurikulum pendidikan nasional.”

“Anggaran yang dibutuhkan untuk program pendidikan diniyah yang digelar dua kali seminggu pada sore hari ini, 100 persen kita bebankan pada APBK Banda Aceh. Total tenaga pengajarnya berjumlah 477 ustaz dan ustazah yang kita rekrut dari dayah dan pesantren ditambah guru pada sekolah masing-masing,” katanya.

Pemko Banda Aceh, sebut Syaridin, saat ini juga tengah mengembangkan program hafiz (penghafal) Alquran di bangku sekolah. “Baru-baru ini kita luncurkan di SMPN 4 Peunayong. Tahun ini ada 10 siswa-siswi kita yang akan lulus SMA dengan kemampuan menghafal Alquran 30 juz,” pungkasnya. [Sammy/rel]

Related posts