Bom berdaya ledak tinggi guncang Kabul, Taliban klaim bertanggung jawab

Militer telah menutup kawasan yang menjadi pusat ledakan di Kabul, Afganistan, Selasa (19/4). (Reuters)

Kabul (KANALACEH.COM) –  Sebuah bom bunuh diri Taliban menghancurkan sebuah kawasan di Kabul, ibu kota Afganistan, Selasa (19/4).

“Sejumlah orang tewas,” kata  Presiden Ashraf Ghani untuk mengomentari serangan bom di Kabul. Namun, belum ada data lebih rinci terkait bom berdaya ledak tinggi tersebut.

Serangan itu terjadi seminggu setelah Taliban mengumumkan dimulainya serangan skala besar musim semi mereka.

Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan di dekat kantor badan intelijen Afganistan itu. Asap hitam mengepul dan menghiasi langit kota.

Belum diketahui secara pasti berapa banyak korban dari ledakan itu. Serangan bom berdaya ledak tinggi dari Taliban itu merupakan yang pertama untuk tahun ini di kota Kabul.

“Ledakan pertama dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri di dalam mobil dan mungkin satu atau dua pengebom masih melawan,”  kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Sediq Sediqqi.

“Lokasi serangan telah sepenuhnya ditutup oleh pasukan keamanan Afganistan,” tambah Sediqqi.

Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengklaim pejuang mereka telah berhasil memasuki kantor Direktorat Keamanan Nasional (NDS), agen mata-mata utama Afganistan.

Para pejabat Afganistan tidak mengkonfirmasi klaim itu. Namun, sesaat setelah ledakan besar itu terjadi pertempuran skala luas dan intensif di dekan kompleks NDS.

“Serangan teroris hari ini di dekat wilayah Puli Mahmood Khan, Kabul, menunjukkan kekalahan yang besar musuh dalam perang berhadap-hadapan melawan pasukan keamanan Afganistan,” kata istana presiden Afganistan dalam sebuah pernyataan di Twitter.

Taliban Afganistan, Selasa (11/4) lalu,  mengumumkan mulai menggelar “serangan musim semi” di saat pemerintah Kabul berusaha kembali menggelar negosiasi untuk mengakhiri konflik panjang ini.

Dalam pernyataannya saat itu, Taliban mengatakan, mereka akan melakukan serangan besar-besaran terhadap posisi pemerintah di berbagai penjuru negeri itu.

Serangan ini dinamai “Operasi Omari” untuk menghormati pendiri Taliban, Mullah Omar yang meninggal dunia tahun lalu. [Kompas]

Related posts