Menhub larang kapal Indonesia pulang tanpa pengawalan militer

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. (Liputan6)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Rawannya perairan di Filipina Selatan dan Kalimantan Utara membuat Kementerian Perhubungan mengimbau agar kapal Indonesia yang tengah berada di perairan itu untuk tak pulang ke Indonesia.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengungkapkan jika kapal Indonesia ingin pulang maka mereka harus mendapatkan pengawalan dari militer setempat.

“Kami sarankan jika ingin pulang saat ini ada baiknya mendapat jaminan pengawalan dari militer Filipina lalu dijemput oleh militer Indonesia,” kata Jonan saat ditemui di Kantor Wakil Presiden Indonesia, Selasa (19/4).

Untuk saat ini, kata Jonan, jumlah kapal tongkang milik Indonesia pembawa batu bara yang tengah berada di peraira Filipina berjumlah enam kapal dan semuanya masih aman dari potensi pembajakan oleh kelompok Abu Sayyaf.

Menurut Jonan, jika memang tidak ada jaminan pengamanan dari militer maka lebih baik kapal-kapal itu tak perlu pulang ke Indonesia untuk sementara waktu.

“Kalau tak ada pengawalan kami sarankan tak kembali dulu ke sini,” ujarnya.

Jonan pun mengarakan pelarangan kapal Indonesia di Filipina Selatan untuk pulang dilakukan hingga ada kesepakatan jalur pelayaran yang aman bagi kapal-kapal tersebut.

Hal itu harus dibicarakan karena biaya pelayaran akan melambung tinggi seandainya kapal-kapal tersebut dibajak oleh perampok.

“Saya dengar Panglima TNI dan Menteri Luar Negeri bicara soal itu dengan Filipina,” kata mantan Dirut PT KAI tersebut.

Sebelumnya Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pihak perusahaan telah sepakat membayar sejumlah uang untuk membebaskan 10 warga Indonesia yang disandera militan Abu Sayyaf di Filipina.

“Kemarin sudah disepakati 50 juta Peso itu akan diserahkan di suatu tempat,” kata Luhut di sela kunjungan kerjanya ke Ternate, Maluku Utara, Selasa (19/4).

Walau demikian, dia mengatakan proses negosiasi hingga saat ini masih terus berlangsung. Rabu atau Kamis ini masih akan ada pembicaraan lagi antara kedua pihak.

Kini, ada total 14 orang yang disandera oleh Abu Sayyaf di Filipina. Empat orang di antaranya baru ditangkap pada  Jumat pekan lalu.

Sebanyak 10 orang pertama adalah awak kapal tongkang Anand 12 dan Brahma 12 yang membawa 7 ribu ton batu bara dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Filipina. Kapal yang bertolak pada 15 Maret itu dibajak Abu Sayyaf di perairan Sulu pada 27 Maret lalu.

Sementara empat orang lainnya adalah awak kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Crista yang dibajak dalam perjalanan dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan, Kalimantan Utara. [CNN Indonesia]

Related posts