BI prediksi inflasi Juni 2016 sebesar 0,6 persen

Gedung Bank Indonesia. (Kompas)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Juni 2016 mencapai 0,6 persen.

Proyeksi inflasi tersebut meningkat seiring dengan adanya peningkatan permintaan selama bulan Ramadan.

Kepala Divisi Asesmen Inflasi Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Rizki E Wimanda menjelaskan, inflasi diprediksi terjadi baik pada komponen inflasi inti maupun komponen bahan pangan bergejolak (volatile food).

Secara bulanan (month to month/mtm), tekanan inflasi inti diproyeksikan sebesar 0,4 persen.

“Tekanan inflasi inti meningkat seiring dengan peningkatan permintaan saat Ramadhan, kenaikan harga global, dan pelemahan nilai tukar,” kata Rizki di Jakarta, Jumat (17/6).

Inflasi pun diprediksi terjadi pada kelompok volatile food. Rizki menjelaskan, komoditas yang harganya naik antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, daging sapi, dan minyak goreng.

Sementara itu, komoditas yang harganya turun antara lain bawang merah dan beras.

“Kelompok administered prices (harga yang diatur pemerintah) juga diperkirakan mengalami inflasi. Inflasi kelompok administered prices sebesar 0,40 persen (mtm) terutama didorong oleh kenaikan tarif listrik dan (cukai) rokok,” ungkap Rizki.

Adapun capaian inflasi pada bulan sebelumnya, yakni Mei 2016 mencapai 0,24 persen (mtm).

Secara tahunan (year on year), inflasi tercatat sebesar 3,33 persen. Bank sentral mencatat, inflasi inti pada Mei 2016 tergolong rendah.

Namun demikian, inflasi volatile food tinggi, disebabkan kenaikan harga ayam ras, telur ayam, dan minyak goreng. Adapun komoditas cabai, beras, dan tomat sayur mengalami deflasi.

“Inflasi administered prices rendah, terutama bersumber dari tarif angkutan udara dan rokok. Deflasi terjadi pada tarif angkutan umum, tarif listrik, dan bensin,” terang Rizki. [Kompas]

Related posts