Konversi Bank Aceh, semua pihak harus punya rasa bersyariat Islam

Warga harapkan dibangunnya Bank Aceh di Nibong

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (BEM FEBI) UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Musafir mengapresiasi langkah dan niat baik DPRA soal koversi Bank Aceh ke Syariah. Hal ini dikatakannya menyikapi konversi Bank Aceh ke Syariah yang qanunnya sedang dirampungkan oleh DPRA.

“Soal konversi Bank Aceh, semua pihak harus mempunyai niat ikhlas dan rasa untuk bersyariat Islam yang kuat.” katanya dalam siaran pers yang diterima Kanalaceh.com, Sabtu (18/6).

Menurutnya, DPRA merupakan ujung tombak dan harapan menyangkut finalisasi konversi Bank Aceh. Namun dibeberapa hal menurutnya juga masih menyisakan masalah-masalah yang sangat mendasar.

“Terkait pencabutan Qanun Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Bank Aceh Syariah melalui Spin Off yang dijanjikan selesai dalam bulan puasa ini oleh DPRA, juga proses pembahasan Qanun konversi Bank Aceh yang katanya alokasi dana untuk kepentingan lembaga dewan sudah menipis, ini merupakan benih masalah yang harus segera diselesaikan,” tegas Musafir.

Dia menambahkan, hal demikian jangan sampai menjadi penghambat proses konversi Bank Aceh yang ditargetkan Agustus tahun 2016 ini sudah rampung.

“Jika Bank Aceh belum dikonversikan ke sistem syariah tahun ini, untuk tahun depan kita ragu pembahasan ini akan dilanjutkan karena saya yakin semua pihak sibuk dengan Pilkada,” tambahnya.

Jika, sambungnya, terpilih gubernur baru maka pasti masyarakat harus menunggu lagi pihak penyelenggara kalau bisa lebih terbuka lagi dengan permasalan yang ada untuk kemudian bisa disuarakan sama-sama. “Lebih cepat lebih baik, untuk ekonomi Aceh yang lebih cepat islami nantinya,” jelasnya.

Dirinya selaku mahasiswa studi Ekonomi Islam Aceh akan selalu aktif dan terus mengawasi proses konversi Bank Aceh menjadi Bank Aceh Syariah dalam tahun ini. “Harapan kami semua pihak khususnya eksekutif dan Legislatif terus mengedepankan kepentingan rakyat bukan kepentingan citra pribadi. Dan juga harus berlandaskan nilai-nilai syariat yang kuat dalam proses konversi menuju Bank Aceh yang bersih dari riba,” demikian Musafir. [Aidil/rel]

Related posts