Tarif Dasar PDAM Tirta Tamiang naik, warga protes

Ilustrasi - Air Bersih. (Antara Foto)

Kualasimpang (KANALACEH.COM) – Kenaikan Tarif Dasar (TD) Air PDAM Tirta Tamiang secara sepihak menuai protes keras dari para pelanggan, di Kabupaten Aceh Tamiang (Atam), Provinsi Aceh, Jumat (15/7) kemarin.

Kenaikan sebesar 30 persen itu disebabkan meningkatkan harga bahan dasar penjernih air (Tawas), Kaporit dan Tarif Dasar Listrik, akhir-akhir ini. seperti diakui Direktur PDAM Tirta Tamiang, Suheri kepada wartawan.

“Harga Listrik, Kaporit, Tawas dan kebutuhan bahan baku lainnya tidak turun, jadi sangat wajar jika TD air ikut dinaikkan. Mana mungkin PDAM akan terus menerus memberikan subsidi harga, bisa tutup PDAM ini,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, harga air yang diberikan PDAM Tirta Tamiang kepada konsumen masih dibawah harga TD air didaerah lain. TD air senilai Rp 2000/meter kubik dan Rp.2500/meter kubik diatas pemakaian 10 meter kubik.

Jadi kenaikan TD air terebut menurut Hery, masih dalam batas yang wajar dan toleransi kepada para pelanggan di Aceh Tamiang, mengingat TD Air PDAM diluar Tamiang jauh lebih tinggi.

Begitupun para pelanggan konsumen air bersih sangat keberatan dengan kenaikan tersebut, seperti Anizar, warga Desa Dalam. menurutnya boleh saja dinaikan, selama itu tidak merugikan para pelanggan.

“Kami baru bisa menikmati air, rata-rata diatas pukul 12 malam, kalau mulai subuh sampai petang jangan harap PDAM bisa menyalurkan air bersihnya kepada para pelanggan. tingkatkan dulu pelayanan baru dinaikan, jadi kami tidak komplain”, tegas Anizar.

Tidak hanya Anizar yang protes, Naldi, warga Manyak Payed juga, biasa dirinya setiap bulannya hanya membayar Rp.50 ribu, tapi belakangan tiap bayar tagihan air, sedikitnya Rp.90 ribu rupiah. Kenaikan itu sangat memberatkan Dia sebagai pelanggan.

Masih Naldi, dirinya pernah dikenakan biaya pembayaran rekening air hampir Rp 1,5 Juta. Padahal kata Naldi, penggunaan air PDAM Tirta Tamiang hanya untuk kebutuhan rumah tangganya saja.

“Saya komplain dan datangi kantor PDAM. Alasannya, angka 1 jutaan itu terjadi karena salah ketik. Ternyata saya hanya dikenakan biaya pembayaran air sebesar Rp 100 ribu lebih saja, inikah yang disebut PDAM Tamiang sudah dikelola secara profesional?”, katanya. [Antara]

Related posts