Pasca kudeta, Erdogan masih terus lakukan “pembersihan”

Klaim menang, Erdogan akan buat referendum susulan soal hukuman mati
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Reuters)

Ankara (KANALACEH.COM) – Belum ada tanda-tanda Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, akan menghentikan “aksi bersih-bersih” di berbagai lapisan sosial pasca percobaan kudeta.

Erdogan, Rabu (20/7) masih terus melanjutkan “pembersihan” di tubu instansi pemerintah dari kelompok makar.

Meski sudah puluhan  orang ditangkap, dipecat, dan ditahan, Erdogan tampaknya masih akan menargetkan lebih dari 50.000 orang yang akan terkena sanksi dan hukuman.

Pada Rabu kemarin, Erdogan memimpin pertemuan keamanan untuk pertama kalinya sejak kudeta yang gagal.

Diperkirakan, “aksi bersih-bersih” ala Erdogan yang belum juga padam amarahnya karena upaya kudeta,  akan terus berlangsung meski sudah puluhan orang telah ditahan atau dipecat.

Lapisan sosial lain yang kini juga mulai terancam adalah pekerja media, baik cetak, televisi, radio, maupun media berita online atau daring (dalam jaringan) yang kritis terhadap Erdogan.

Presiden Erdogan juga mencari landasan dan dahlil untuk mengamandemen konstitusi agar bisa menghukum mati opara pelaku upaya kudeta, yang akhirnya digagalkan.

Amarah Erdogan terus membara, setelah memecat setidaknya 15.200 pegawai negeri, perintah penyelidikan atas mereka pun dikeluarkan.

Pihak berwenang Turki untuk sementara waktu melarang para akademisi negeri itu melakukan perjalanan ke luar negeri sejak Rabu (20/7).

Larangan ini diberlakukan setelah gagalnya kudeta militer pekan lalu di dua kota penting, Ankara dan Istanbul. Kini Turki pun melakukan pembersihan di tubuh pemerintah.

Ribuan polisi, tentara, jaksa, dan hakim telah ditangkap. Secara total, setidaknya sudah lebih dari 50.000 orang ditangkap, dipecat, atau diberhentikan sementara.

“Mereka “tidak bisa melarikan diri,” tukas Erdogan dalam pidatonya pada upacara pemakaman korban kudeta. Kelompok tersebut adalah “kanker” yang telah menyebar,” katanya. [Kompas]

Related posts