Jembatan gantung Syeich Abdur Rauf As-Singkili diresmikan

Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah menandatangani prasasti peresmian jembatan yang menghubungkan Pulau Balai dan Teluk Nibung, Aceh Singkil, Minggu (24/7). (ist)

Aceh Singkil (KANALACEH.COM) – Selain membuka Festival Pulau Banyak, Minggu (24/7) Gubernur Aceh, Zaini Abdullah juga meresmikan jembatan gantung Syeich Abdur Rauf As-Singkili yang menghubungkan Pulau Balai ke Teluk Nibung.

Jembatan sepanjang 160 meter dengan lebar 3 meter dan dapat dilalui oleh kenderaan seberat 2 ton. “Insya Allah jembatan ini mampu menopang lalu lintas yang menghubungkan dua pulau ini,” ujar Zaini.

Keberadaan jembatan tersebut, kata Zaini, sangat penting sebagai penunjang bagi kemajuan kedua pulau itu. Jembatan itu bukan hanya mendukung perkembangan ekonomi dan budaya, tapi juga penting dalam membangun kehidupan sosial. Dirinya berharap jembatan tersebut dapat dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik agar pemanfaatannya bisa lebih optimal.

Bupati Aceh Singkil, Safriadi menyebutkan pada awalnya, pemerintah kabupaten bersama masyarakat akan menamai jembatan tersebut dengan nama Jembatan Balaibung. Artinya Jembatan Pulau Balai dan Teluk Nibung. Namun oleh gubernur menyarankan agar penamaan jembatan tersebut harus punya filosofi yang kuat. Karenanya kemudian dipilihlah nama Jembatan Syeich Abdur Rauf As-Singkili.

“Gubernur menyarankan pakai nama ulama Aceh. Aceh Singkil tempat lahir ulama besar dan harapannya generasi muda harus tahu bahwa di Aceh Singkil ada ulama besarnya Aceh dan Indonesia,” ujar Safriadi.

Jembatan tersebut, lanjut bupati, akan menjadi ikon baru dari Kabupaten Aceh Singkil. “Jika berkunjung ke Aceh Singkil tidak sah jika tidak berkunjung ke Pulau Banyak dan Jembatan Syeich Abdur Rauf As-Singkili,” katanya.

Kepada gubernur, Bupati Safriadi meminta agar membantu penyelesaian jembatan penghubung Kilangan – Kuala Baro – Trumon Aceh Selatan. Hal tersebut, katanya, sebagai penunjang perekonomian masyarakat sekaligus mengrluarkan Aceh Singkil dari daerah teresolir dan tertinggal.

Terkait penamaan tersebut, gubernur menyebutkan, Aceh punya sejarah panjang dan punya tokoh-tokoh hebat. Dengan demikian, nama-nama para tokoh baik ulama mau pun pahlawan akan senantiasa diberikan saat membangun berbagai ikon di Aceh. Hal itu sebagai bentuk pengetahuan bagi generasi muda di Aceh. [Aidil/rel]

Related posts