Ini daerah untuk mengamati fenomena bintang-bintang berbentuk rasi di langit

Gugusan bintang terlihat dari puncak Gunung Tambora, Dompu, Nusa Tenggara Barat, Minggu (22/3/2015). Dua abad peringatan letusan Gunung Tambora yang mengguncang dunia diperingati April 2015. (Kompas)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Kegiatan mengamati bintang di langit bisa jadi pilihan mengisi waktu. Bintang-bintang bertaburan bisa dilihat jika langit cerah dan tak disinari oleh kerlap-kerlip lampu kota.

Setiap malam, langit kemungkinan akan diterangi oleh bintang-bintang yang bisa membentuk rasi. Pada bulan Agustus ini, masyarakat bisa melihat “Segitiga Musim Panas” yang terdiri dari bintang Vega, Deneb, Altair. Bintang-bintang yang tersusun dalam bentuk segitiga ini sangat legendaris. Di Jepang, gugusan ini dikenal dengan “Gingga”.

Seluruh masyarakat Indonesia juga bisa melihat dengan mata telanjang rasi bintang Angsa (Cygnus), Salib Selatan (Cygnus), dan rasi Kalajengking (Scorpio).

“Khusus untuk Sabtu malam (6/8), kita juga bisa melihat Mars, Saturnus, dan bintang Raksasa Merah Antares yang membentuk segitiga,” kata Kepala LAPAN, Thomas Djalaluddin.

Namun sayangnya, beberapa wilayah perkotaan seperti Jakarta dan Bandung akan kesulitan mengamati bintang karena langit yang tertutup polusi cahaya dari lampu gedung dan perumahan. Nah, di daerah Indonesia mana yang bisa digunakan untuk bisa mengamati bintang-bintang dengan jelas tanpa terhalang polusi cahaya?

Astronom Komunikator dari Komunitas Astronomi Langit Selatan, Avivah Yamani mengatakan, tempat-tempat seperti di Pulau Ambon dan Maluku Utara bisa dijadikan tempat pengamatan. Pasalnya, di sana belum banyak polusi cahaya yang mengganggu pengamatan bintang di langit.

“Di Pulau Jawa dari gunung bisa kok atau ke area desa. Pantai juga bisa. Intinya jauh dari area kota. Maba juga bagus. Di Pantai Liang sih oke. di Pantai Natsepa juga harusnya bagus. Ambon bukan di kota ya, melipir ke luar kota. Di Nusa Tenggara juga oke,” ujar Avivah.

Selain itu, Avivah juga menyebutkan daerah-daerah di Ambon yang bisa dijadikan tempat pengamatan seperti di Kecamatan Leihitu, Desa Hutumuri Kecamatan Leitimur. Selain itu, Kepulauan Seribu juga tergolong masih bisa menjadi tempat pengamatan.

“Tapi idenya kalau area itu sudah banyak perumahan, toko, dan lain-lain apalagi tempat wisata yang pakai lampu ga kira-kira, ya susah (lihat fenomena bintang). Mudahnya siapa saja bisa melihat kalau dia menyepi atau berada di luar kota yang masih sangat minim lampu kota,” tambahnya.

Pendiri dan pembina Komunitas Astronomi Jogja Astro Club, Mutoha Arkanuddin menambahkan, tempat-tempat pengamatan bintang untuk daerah Bogor bisa dilihat di daerah Darmaga dan Gunung Gede Pangrango. Untuk di wilayah gunung, ia menyebut, tak mesti sampai puncak gunung.

“Intinya di tempat itu tidak dekat dengan listrik,” ujar Mutoha.

Ia menjelaskan fenomena “Segitiga Musim Panas” ini akan berada di sebelah langit timur dari daerah pengamatan. Konfigurasi bintang-bintang Vega-Deneb-Altair itu akan berlangsung pada tengah malam.

Sebelumnya, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengajak seluruh warga kota di Indonesia untuk sejenak merayakan pesona langit malam yang hilang.

Lewat kampanye “Malam Langit Gelap”, LAPAN mengajak warga kota mematikan lampu di luar ruangan pada pukul 20.00 – 21.00. [Kompas]

Related posts