Festival rapa’i untuk melindungi nilai tradisi Aceh

Ilustrasi - tarian etnis Rapai Geleng Aceh. (Antara Foto)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Festival Rapa’i Internasional yang digelar oleh Pemerintah Aceh melalui dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Aceh pada 26-30 Agustus mendatang, merupakan langkah pemerintah Aceh untuk melindungi nilai tradisi Aceh.

Hal itu dikatakan Kepala Disbudpar Aceh, Reza Fahlevi, disela pembukaan Aceh Internasional Rapa’i Festival 2016 diselenggarakan di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh, Jumat (26/8) malam.

“Even ini kita selenggarakan sebagai upaya perlindungan nilai-nilai tradisi, khususnya musik etnis Aceh yaitu Rapai,” kata Reza Fahlevi kepada wartawan.

Selain itu, katanya, even itu sebagai ajang mempromosikan alat musik etnis tradisional Aceh pada dunia internasional. Karena selama ini tidak banyak orang mengetahui ada beragam alat musik rapai di Aceh.

Kemudian, Gubernur Aceh melalui Sekretaris Daerah Aceh, Dermawan mengatakan, selama ratusan tahun seni dan budaya terus berkembang dalam kehidupan masyarakat di Aceh.

“Meski perang dan konflik pernah melanda Aceh, tapi aktivitas seni tidak pernah padam,” ujarnya.

Lanjutnya, malah seniman dan budayawan Aceh kerap menjadikan isu sosial sebagai tema dalam karya mereka. Karena itu, jangan heran jika di Aceh banyak tarian dan nyanyian yang menggambarkan tentang perang dan kehidupan.

Tarian dan nyanyian Aceh biasanya dimainkan dengan menggunakan alat musik tradisional. Salah satu alat musik khas Aceh adalah Rapa’i.

Seni Rapa’i mengalami banyak perkembangan dan model, antara lain, ada yang disebut Rapa’i Pase, Rapa’i Aneuk, Rapa’i Daboih, Rapa’i Geleng, Rapa’i Grimpheng dan sebagainya.

Ia menegaskan, bahwa Pemerintah Aceh sangat berkomitmen dalam melaksanakan pembangunan berkesenian, yang meliputi upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatannya.

“Sebagai bagian dari identitas Aceh, kami berkeinginan untuk mendekatkan masyarakat dunia kepada alat musik ini,” kata Dermawan.

Rapa’i ialah alat musik perkusi tradisional Aceh yang dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan. Alat musik ini sering dimainkan pada upacara adat. Festival Rapa’i ini juga diikuti oleh kontingen dari negara Thailand, Jepang, Malaysia, Iran dan Cina. [Randi]

Related posts