SSB Pidie berikan beasiswa kepada 22 anak bangsa Moro Mindanao Filipina

Ilustrasi beantuan beasiswa. (solopos)

Pidie (KANALACEH.COM) – Sekolah Sukma Bangsa (SSB) Pidie memberikan beasiswa pendidikan kepada 22 orang anak-anak bangsa Moro Mindanao Filipina, yang berasal dari kawasan Cotabato, Zamboanga, Basilan, Sulu dan Tawi-tawi untuk melanjutkan pendidikan menengah selama empat tahun di SSB Pidie.

Media Relations Officer Sekolah Sukma Bangsa Pidie Muchlisan Putra, Senin (29/8) mengatakan, Yayasan Sukma telah berkomitmen untuk memberikan sedikit lesson learned melalui program beasiswa menjemput anak-anak Mindanoa untuk bersekolah di Sekolah Sukma Bangsa Pidie bekerja sama dengan Basulta Contacting Group dan The Autonomous Region in Muslim Mindanao (ARMM).

Penyambutan 22 siswa tersebut dilakukan hari ini, Selasa (30/8) di SSB Pidie dan akan dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Filpina, Duta Besar Filipina untuk Indonesia, Gubernur ARMM, penasehat Yayasan Sukma, Supiadin (mantan Pangdam IM) dan sejumlah tokoh lainnya.

Dikatakan, perekrutan siswa dari Mindanao tersebut, melibatkan langsung Direktur Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Tongky, dalam catatannya disebutkan iklim politik di kawasan itu mengalami atmosfir konflik yang sama sehingga pendidikan merupakan korban yang paling tersakiti.

“Tawaran beasiswa ibarat oase bagi anak anak Cotabato, Zamboanga, Basilan, Sulu dan Tawi-tawi. Bayangkan saat ini di daerah itu siswa dan guru berada pada angka rata rata 1:60 dengan fasilitas yang tidak mendukung kemampuan anak untuk berkembang,” ujarnya.

Muchlisan Putra menjelaskan, Naskah kerja sama disepakati pemberian beasiswa bertujuan agar anak-anak bangsa Moro dapat menyelesaikan pendidikan menengah meraka selama empat tahun di SSB dengan menumbuhkan sikap menghargai antar sesama, baik budaya, agama maupun perbedaan bahasa dan suku bangsa.

“ Tidak untuk menempatkan Aceh sama dengan Mindanao, tapi Mindanao harus belajar dari sejarah Aceh bagaimana mengelola konflik dengan cara-cara yang damai agar semua tujuan pembelajaran dapat terlaksan,” tutup Muchlisan. [Rajali Samidan]

Related posts