Tidur saat rapat, pejabat Korut dieksekusi

Senjata anti serangan udara Zpu-4 yang diduga digunakan dalam eksekusi mati di Korut. (Foto: defencetalk)

Pyongyang (KANALACEH.COM) – Menjadi seorang pejabat tinggi di negara seperti Korea Utara (Korut) tampaknya tidak selalu mendatangkan keuntungan.

Di bawah kepemimpinan Kim Jong-un kesalahan kecil yang dilakukan seorang petinggi negara dapat berakibat fatal, bahkan terkadang harus ditebus dengan nyawa.

Hal itulah yang tampaknya terjadi pada Ri Yong-jin, seorang pejabat senior Kementerian Pendidikan Korut yang diisukan telah dieksekusi di Akademi Militer di Pyongyang pada awal Agustus lalu.

Laporan surat kabar konservatif JooAng Ilbo yang dilansir Guardian, Rabu (31/8) menyebutkan Ri dihukum mati karena kedapatan tertidur dalam rapat yang dipimpin Kim Jong-un.

Selain Ri, Pyongyang juga dikabarkan telahmengeksekusi mantan Menteri Pertanian Hwang Min karena rencana kebijakan yang diajukannya dilihat sebagai ancaman langsung terhadap pemerintahan diktator muda itu.

Laporan JooAng Ilbo bersumber dari seseorang yang tidak dapat disebutkan namanya sehingga benar tidaknya informasi ini masih sulit diverifikasi.

Namun, ini bukanlah pertama kalinya pejabat tinggi Korut dihadapkan di depan senjata anti serangan udara untuk menjalani eksekusi.

Sejak naik menjadi pemimpin Korut menggantikan ayahnya, Kim Jong-Il yang mangkat pada 2011, Kim Jong-un telah beberapa kali dilaporkan melakukan pembersihan terhadap para pejabat yang dia anggap sebagai musuh.

Salah satu pejabat paling berpengaruh yang dihadapkan di depan regu tembak adalah paman Kim yang juga menjabat sebagai wakilnya Jong Song-thaek yang dituduh melakukan pengkhianatan. Jong yang sebelumnya merupakan satu diantara tokoh- tokoh paling berkuasa di Korut dieksekusi pada 2013.

Eksekusi terhadap Hwang dan Ri ini diduga merupakan tindakan unjuk kekuasaan dari Kim Jong-un yang dilakukan sebagai pembalasan atas beberapa pembelotan pejabat yang terjadi beberapa pekan terakhir.

Pada 18 Agustus lalu wakil Duta Besar (Dubes) Korut di Inggris, Thae Yong-ho menyatakan membelot ke Korea Selatan (Korsel), dan dua hari lalu seorang diplomat lainnya yang ditugaskan di Rusia dikabarkan telah melarikan diri.

Dua kejadian ini kembali menimbulkan isu mengenai adanya ketidakstabilan dan perpecahan di kalangan elit politik di Pyongyang. [Okezone]

Related posts