Santri di Aceh Selatan tewas diterkam buaya

Ilustrasi - buaya. (wikia.nocookie)

Tapaktuan (KANALACEH.COM) – Noval Firmansyah (12), santri Pesantren Darusy-Syuhada, Kecamatan Kluet Selatan, Aceh Selatan, diduga tewas diterkam buaya ketika mandi bersama teman-temannya di sungai, Jumat (9/9).

Keterangan yang dihimpun di lokasi di Desa Pasie Lembang, seperti biasa setiap hari Jumat belasan santri laki-laki mandi di sungai yang berlokasi di belakang pesantren tersebut.

Karena jarum jam sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB lewat, satu per satu dari mereka menyudahi mandi lalu naik ke daratan.

Dari belasan santri yang mandi, korban bersama empat orang temannya yang lain masing-masing bernama Ismail, M Tanwir, M Akin dan M Bastian diketahui yang paling terakhir naik ke daratan.

Saat mereka hendak menepi ke pinggir sungai dengan kandungan air yang keruh itulah, secara tiba-tiba muncul buaya ganas yang langsung menerkam kaki korban.

Saat kaki siswa Kelas 1 MTs Swasta Pesantren Darusy-Syuhada ini ditarik oleh buaya dari dalam air, korban sempat meminta tolong pada rekannya bernama Ismail yang berada tidak jauh dari korban.

Ismail sempat memegang dan menarik tangan korban, namun karena tarikan dari buaya lebih kuat akhirnya korban lepas dari tangan Ismail.

Setelah itu dengan cepat tubuh korban langsung tenggelam dalam sungai diseret buaya. Melihat kejadian itu, Ismail bersama belasan teman-temannya yang lain langsung berlarian sembari berteriak histeris meminta tolong, sehingga mengundang perhatian warga desa setempat yang langsung berkumpul di pinggir sungai.

Tak lama setelah itu yakni berselang sekitar beberapa menit, dihadapan puluhan masyarakat termasuk keluarga korban, buaya tersebut sempat menampakkan diri dengan berputar-putar di sungai sembari mengangkat tubuh korban ke atas air.

“Saat timbul nampak tubuh korban sudah digigit di bagian pinggang, namun yang nampak ke atas permukaan air adalah bagian kaki sedangkan bagian dada hingga kepala tidak nampak,” kata Martunis, mantan Sekretaris Desa Pasie Lembang yang dijumpai di lokasi.

Bahkan, sambung Martunis, berselang sekitar dua hingga tiga jam setelah kejadian naas itu, tiga ekor buaya kembali muncul di bawah jembatan Lembang yang berjarak sekitar dua kilometer dari tempat kejadian perkara, namun menurut keterangan warga yang melihat keberadaan buaya tersebut, tidak nampak lagi diseret tubuh korban.

“Kebiasaannya memang seperti itu, setelah menerkam manusia buaya kembali menampakkan dirinya setelah tubuh korban yang dimangsanya disimpan pada suatu tempat tersembunyi di bawah sungai. Langkah itu dilakukan untuk menunggu tubuh manusia yang dimangsanya membusuk baru setelah itu mencabik-cabik tubuh korban lalu menelannya,” papar Martunis.

Pantauan di lokasi, tim gabungan yang terdiri dari TNI/Polri, BPBD dan Satgas SAR dengan dibantu puluhan masyarakat setempat telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan proses pencarian terhadap korban dengan menggunakan beberapa unit rubber boat milik BPBD dan Satgas SAR.

Pihak aparat desa setempat juga telah mendatangkan seorang pawang buaya dari Desa Kampung Tinggi, Kecamatan Kluet Utara.

Bahkan Kapolres Aceh Selatan AKBP Achmadi SIK, bersama Wakil Bupati Kamarsyah dan Kepala BPBD Erwiandi, terlihat langsung memimpin proses pencarian tersebut.

Para pejabat tersebut dengan didampingi beberapa orang petugas kepolisian bersenjata laras panjang terlihat langsung menaiki rubber boat untuk melakukan penyisiran di sepanjang Sungai Lembang tersebut.

“Petugas bersama masyarakat telah turun dari atas rubber boat untuk melakukan penyelaman ke dalam sungai, namun sejauh ini belum membuahkan hasil. Proses pencarian terhadap korban hilang diterkam buaya tersebut akan terus dilanjutkan sampai korban ditemukan,” tegas AKBP Achmadi.

Martunis menambahkan, pihaknya mengaku kaget atas kejadian tersebut sebab meskipun pihaknya telah jauh-jauh hari mengetahui bahwa di sungai itu terdapat puluhan ekor buaya, namun selama ini tidak pernah lagi memangsa manusia, setelah kejadian serupa tahun 2006 yang menerkam seorang ibu rumah tangga bernama Syarifah Khairu. [Antara]

Related posts