Infeksi yang terjadi akibat organ intim kurang dijaga

Ilustrasi. (Shutterstock)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Bakteri akan tumbuh subur di area kewanitaan yang tidak dijaga kebersihannya. Berbagai risiko penyakit pun muncul jika tidak segera ditangani.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Liva Wijaya memaparkan, pada mulanya kontaminasi bakteri akan menimbulkann infeksi di vagina karena sistem pertahanan tubuh tak lagi mampu menghalaunya.

“Infeksi vagina yang paling sering terjadi, salah satunya yaitu kandidiasis, yaitu jamuran,” kata Liva.

Gejala kandidiasis yang paling khas yaitu vagina terasa gatal-gatal dan muncul putih-putih seperti keju, serta daerah selangkangan akan berwarna merah. Sering juga ditemui trikomoniasis, atau infeksi vagina karena protozoa. Gejalanya antara lain keluar cairan yang sangat banyak dari vagina.

“Cairannya putih dan berbuih dan ini bisa menular ke pasangan. Lalu kalau diperiksa, daerah serviks muncul bintil-bintil seperti stroberi,” terang Liva.

Selain itu, ada pula bakterial vaginosis dengan gejala bau tidak sedap di area kewanitaan, serta keluar cairan putih keabu-abuan. Nah, jika berbagai infeksi tersebut selalu dibiarkan, masalah bisa berlanjut pada infeksi di bagian dalam organ intim.

“Infeksi berulang dapat meningkatkan risiko infeksi panggul, infeksi saluran kencing, infertilitas, hingga infeksi menyeluruh,” kata Liva.

Infertilitas atau ketidaksuburan bisa terjadi pada wanita ketika infeksi bakteri sampai menyerang saluran telur atau tuba falopi. Tak hanya bakteri, virus pun akan lebih mudah menyerang ketika area organ intim tidak terjaga kebersihannya.

Dokter yang berpraktek di RS Mitra Kemayoran ini mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan daerah kewanitaan setiap hari dengan rutin mengganti celana dalam ketika sudah lembab. Kemudian, cuci daerah vulva dengan air bersih dan sabun yang tidak menimbulkan iritasi. [Kompas]

Related posts