UIN Ar-Raniry adakan konferensi Internasional bahas peradaban Islam

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kegelisahan umat Islam akan peradaban Islam yang mengalami  kemunduran jika dibandingkan dengan era kejayaannya ratusan tahun lalu menjadi perhatian serius, khususnya para intelektual Islam di seluruh dunia.

Menyikapi dinamika global tersebut, UIN Ar-Raniry menggagas konferensi internasional Ar-Raniry The 1st International Conference on Islamic Studies (ARICIS I) yang bertemakan “Rethinking Islamic Civilization: Reawakening Muslim Social Ethics, Intellectual and Spiritual Tradition.” Yaitu suatu perhelatan ilmiah yang akan membahas tentang peradaban Islam dalam kebangkitan etika sosial umat Islam, serta intelektual dan tradisi spiritual, yang akan berlangsung pada 26 dan 27 Oktober, di kampus UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.

Prof Eka Sri Mulyani, selaku Ketua Panitia konferensi internasional ini mengungkapkan bahwa kajian tentang peradaban Islam menjadi sangat penting untuk dibahas karena peradaban Islam saat ini berada dalam keadaan terancam baik dari dalam maupun dari luar.

Sementara pada era kejayaan Islam dimana banyak lahir para pemikir dan ulama Islam pada saat yang sama juga merupakan pakar di bidang kedokteran, matematika, ekonomi, hingga astronomi.

“Untuk itu tema ARICIS pertama ini menjadi sangat spesifik karena juga akan memadukan hasil kajian atau penelitian terbaru dengan pendekatan integratif, berupa kajian Islam dengan ilmu pengetahuan, Islam dengan psikologi, sosial, politik, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan,” ujarnya

Konferensi bertaraf internasional ini, ingin menunjukkan peran serta kampus dalam menjawab permasalahan di dalam masyarakat. Ini merupakan serangkaian prosesi hari ulang tahun atau dies natalis UIN Ar-Raniry yang ke 53.

“Kami mengharapkan diskusi, kajian, dan karya ilmiah yang lahir dalam konferensi ini mampu menggairahkan kembali etika sosial, tradisi intelektual dan spiritual yang pernah mengalami masa jayanya,” ungkapnya.

Silaturrahmi Para Ahli

Sementara itu, Anton Widyanto, sekretaris  ARICIS I, menjelaskan bahwa “silaturrahmi” para ahli dan akademisi Islam ini bertujuan untuk menghidupkan kembali budaya akademik yang ada di UIN Ar-Raniry. Kemudian, dengan ikut melibatkan para agar mereka dapat belajar dari pengalaman pada acara berskala internasional ini.

Saat ini beberapa pembicara yang diundang dan akademisi berasal dari negara Inggris, Singapura, Thailand, Malaysia, Mesir, dan Indonesia sebagai tuan rumah. Serta lebih dari 50 karya ilmiah akan dipresentasikan dan didiskusikan.

“Semoga pada akhirnya buah-buah pikiran maupun hasil penelitian dari berbagai bidang ilmu tersebut dapat membentuk gambaran mengenai peradaban Islam dan berkontribusi bagi kebangkitannya,” ujar Anton Widyanto.

Diantara ahli dan pakar Islam yang sudah berkomitmen untuk menghadiri acara ini diantaranya adalah Prof Sher Banu dari National University of Singapore, Prof Karim Dougla Crow dari The International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC). Kemudian,  Mohammad Abdelhay Ahmad Owaina dari Mesir, Fadhlullah Wilmod dari Inggris, serta beberapa narasumber lain yang berasal dari luar dan dalam negeri.

Sedangkan dari pihak pusat, dua direktorat dari Kementerian Agama Republik Indonesia, yaitu Dirjen Pendidikan Islam dan Dirjen Bimbingan Islam dikonfirmasikan akan mengikuti kegiatan ilmiah ini.[Randi/rel]

 

Related posts