Banda Aceh (KANALACEH.COM): Bupati non aktif Aceh Tengah, Ir. H Nasaruddin, MM, menyampaikan pidato politik pada acara Musyawarah kerja wilayah (Muskerwil) Nasyiatul Aisyiyah (NA), yang berlangsung, Sabtu, 5 November 2016, di Banda Aceh.
Muskerwil yang dihadiri oleh ratusan anggota organisasi perempuan tersebut, Nasaruddin yang juga merupakan calon wakil gubernur (Cawagub) dari pasangan AZAN tersebut, menyampaikan materi pidato tentang Perempuan dan Politik.
Dalam paparannya, Nasaruddin menyampaikan bahwa, perempuan memiliki peran penting dalam perjalanan politik dunia, dan juga fase perjalanan perjuangan bangsa Indonesia.
Dan bahkan, kata Nasaruddin, sebelum Amerika dan Eropa bicara tentang peran politik perempuan, di nusantara dan juga di Aceh, perempuan pernah dalam puncak kepemimpinan politik. Sebagai contoh, sebutnya, saat Pemerintahan Kesultanan Aceh Darussalam dipimpin oleh Perempuan, yakni Sultanah Putri Taj ul-Alam Safiatuddin, yang pernah memimpin dalam kurun waktu 1641-1675 Masehi.
Dan bahkan, terang Nasaruddin, di Aceh Tengah sendiri, Raja Linge I, menempatkan putri tertuanya bergelar Empuberu sebagai ‘Senat’ dalam majelis negara kesultanan Aceh Darussalam.
Di era demokrasi dewasa ini, kiprah politik perempuan juga semakin terbuka, hal ini dibuktikan dengan adanya kebijakan kuota perempuan di parlemen, dan bahkan, sejumlah perempuan di Indonesia ada yang menjabat sebagai Menteri, dan bupati dan walikota.
Untuk itu, perempuan harus mengambil peran lebih besar dalam mengisi pembangunan dan memperjuangkan hak haknya. Perjuangan hak tersebut harus dipahami untuk memperluas makna representasi politik, dan wujudnya adalah dengan terlibat aktif dalam proses dan sistem politik yang berlaku di Indonesia.
Nasyiatul Aisyiyah (NA), tentunya juga harus berperan lebih optimal kedepan, dan tentu sebagai organisasi kader, NA harus dapat melahirkan perempuan yang dapat tampil menjadi pemimpin bangsa ini kedepan. “Saya yakin NA mampu berkiprah dalam kancah politik lokal dan nasional,” tegasnya. [Saky]
