Dalam 2 minggu, 4 nelayan jadi korban perompakan di Perairan Ambalat

Ilustrasi - Sebuah Perahu Nelayan Sebatik yang akan berangkat melaut. (Kompas)

Nunukan (KANALACEH.COM) – Pelabuhan Perikanan Pangkalan Pendaratan Ikan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mencatat 4 nelayan di wilayah perbatasan menjadi korban perompakan bersenjata saat mencari ikan di perairan Ambang Batas Laut (Ambalat) di perairan Sebatik.

Modus yang digunakan para perompak nyaris sama. Para perompak menggunakan perahu ketinting atau perahu jungkung dengan mesin tempel 15 pk.

Kepala Pelabuhan Perikanan Pangkalan Pendaratan Ikan Sebatik, Wira Hadi Santosa, mencatat perompakan yang terjadi pada Rabu (2/11/2016) terjadi di 3 tempat yang berdekatan di perairan Ambalat Sebatik.

Sementara 1 perompakan terjadi di Perairan Pulau Bunyu pada 25 Oktober.

“Pada hari Rabu terjadi 3 perompakan nelayan di Muara Iting – iting pada pukul 20.00 wita, kemudian kurang lebih pukul 21.00 wita di di Muara Iting – Iting, dan pukul 22.00 wita di Tanjung Daun,” kata dia Minggu (6/11).

Wira Hadi menambahkan, dari pengakuan nelayan yang menjadi korban, para perompak memiliki ciri-ciri yang sama. Mereka berjumlah 4 orang, menggunakan perahu jungkung yang memiliki mesin tempel 15 pk, dan menggunakan senjata laras panjang untuk mengancam korban.

Modus mereka pun hampir sama, yaitu menghampiri korban dari arah buritan kapal, semua ABK kapal nelayan kemudian digiring ke bagian haluan kapal, sementara para perompak menguras harta korbannya.

Perompak biasanya menguras semua hasil melaut nelayan serta harta benda yang dimiliki nelayan seperti HP, uang, aki kapal, maupun peralatan elektronik lain yang ada dikapal.

Para korban perompakan enggan melapor kejadian itu ke pihak kepolisian karena takut diberitakan media. Para nelayan takut jika perompak merupakan warga yang juga tinggal di wilayah Sebatik.

“Para korban ini takut kalau sampai masuk media dan menjadi berita,” kata Wira. [Kompas]

Related posts