Dubes Jepang puas dengan hasil proyek jalan Takengon – Blangkejeren

AZAN prioritaskan pembangunan Jalan wilayah tengah tembus Banda Aceh
ilustrasi. (mongobay)

Takengon (KANALACEH.COM) – Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Honsei Kozo mengatakan, kepuasannya atas hasil kerja Proyek Jalan Takengon – Blangkejeren sepanjang 137,8 Km yang dikerjakan tiga BUMN bersama perusahaan lokal, dengan sumber dana dari pinjaman JICA.

“Teurimong geunaseh kami ucapkan kepada kontraktor dan Pemerintah RI dan Aceh serta masyarakat Aceh, yang telah melaksanakan proyek jalan ini dengan bagus,” kata Honsei Kozo, pada acara peresmian proyek jalan Takengon – Blangkejeren, di Takengon, Selasa (8/11).

JICA, kata Honsei Kozo, mau memberikan pinjaman dana untuk pembangunan jalan Takengon – Blangkejeren senilai Rp 653,5 miliar.

Bantuan itu merupakan kelanjutan dari bantuan yang pernah diberikan Pemerintah Jepang untuk membantu masyarakat Aceh dari keterpurukannya akibat konflik yang terlalu lama ditambah bencana gempa bumi dan tsunami, 26 Desember 2004.

Selain itu, lanjut Honsei Kozo, ruas jalan yang dibiayai melalui pinjaman dari JICA, kami nilai sangat strategis sekali, untuk kelancaran transportasi darat di wilayah lintas tengah.

Setelah jalan itu selesai, arus transportasi antar kabupaten di wilayah tengah jadi lancar ke ibukota provinsinya, dan ekonomi rakyat akan tumbuh meleset dengan cepat.

Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Arei Setiadi Moerwanto menyatakan, dirinya juga puas atas pekerjaan proyek jalan Takengon–Blangkejeren.

“Kepada tiga BUMN dan rekanan lokal yang membantu pelaksanaan kontruksinya, kami ucapkan terima kasih,” katanya.

Namun, pembangunan jalan itu, belum sempurna sekali, makanya perlu dialokasikan dana pemeliharaannya setiap tahun agar ruas jalan strategis di lintas tengah itu, bisa terawat dengan baik, sehingga masa pakainya juga menjadi lebih panjang.

Acara peresmian jalan Takengon – Blangkejeren ini, tanpa dihadiri Plt Bupati Aceh Tengah, Al Hudri dan pejabat pemerintah lainnya, kecuali dari TNI dan Polres.

Hal ini, pertama karena dilaksanakan pagi hari pukul 7 pagi, sementara Plt Bupati Aceh Tengah Al Hudri, hari yang sama harus berangkat ke Banda Aceh untuk mengikuti rakor Forkopimda. [Serambi]

Related posts