Hasil karya perempuan Aceh go internasional

Tas Aceh go internasional. (Google)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Pascatsunami Aceh Desember 2004 silam, peran perempuan Aceh dalam pembangunan di daerah ini sangat penting. Hal ini terbukti dengan hasil kreativitas mereka yang sudah go internasional.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengapresiasi kreativitas perempuan Aceh masa kini.

Berbagai produk hasil kerajinan para perempuan dari berbagai kabupaten/kota di Aceh sudah banyak dipasarkan di berbagai belahan dunia.

Salah satu yang sudah banyak dipakai para perempuan mancanegara, yaitu tas bordir asal Aceh Utara yang diberi merek Laga. Tas ini bahkan pernah dipromosikan dalam tayangan televisi Oprah Winfrey.

Selain itu ada tas, kain, baju, perhiasan, aksesoris perak, emping, kopi dan berbagai macam dompet yang sudah dipasarkan ke berbagai negara.

“Saya menilai perempuan Aceh kini memiliki kemandirian yang lebih dari sisi ekonomi kreatif. Kami bangga dan akan terus mendampingi mereka bersama dengan Kepala Badan PPPA Aceh,” kata Yohana Yembise di Jakarta, Minggu (6/11).

Hasil kreativitas perempuan dari berbagai kabupaten/kota di Aceh yang tergabung dalam Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Banda Aceh ini dipromosikan dalam kegiatan Diplomatic Tour 2016 yang dihadiri Yohana Yembise bersama Duta Besar dari berbagai negara pada 4 November lalu.

Walau sebagian besar perempuan di Aceh maju dari sisi ekonomi kreatif, menurut Yohana, masih ada perempuan di beberapa wilayah tidak mendapat kesempatan atau akses yang sama. Untuk mereka ini, Kementerian PPPA berjanji akan memberikan pelatihan kewirausahaan.

Pada 2017 Kementerian PPPA akan melatih 10.000perempuan dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Aceh. Bentuk pelatihan beragam sesuai kebutuhan lokal, misalnya usaha salon, menjahit atau kuliner.

Kegiatan ini bertujuan membantu para perempuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Sebab, kata Yohana, salah satu indikator kemiskinan adalah rendahnya pendapatan keluarga.

“Kami akan melihat daerah-daerah mana saja di Banda Aceh yang perlu mendapat perhatian khusus karena pendapatan keluarganya rendah. Kami harapkan perempuan Aceh tidak hanya menekuni produk pertanian, tetapi juga usaha industri rumahan,” kata Yohana.

Sekretaris Dekranas Banda Aceh Herawati Sanusi membenarkan bahwa salah satu produk perempuan Aceh sudah banyak dipakai para perempuan dari berbagai mancanegara.

Untuk saling mendukung dan mengembangan usahanya, para perempuan ini tergabung dalam Dekranas. Hasilnya, pendapatan perempuan yang tergabung dalam Dekranas dari berbagai kabupaten/kota meningkat.

“Setiap tahun pendapatan mereka bisa mencapai Rp300 hingga Rp400. Terlebih mereka pun aktif mengikuti berbagai pameran, seperti Inacraft yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) dan di lokasi lainnya,” kata Herawati. [Beritasatu]

Related posts