Masyarakat Aceh sangat memuliakan tamunya

Rektor Umuslim menerima 10 mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang, Rabu (9/11). (Ist)

Bireuen (KANALACEH.COM) – Rektor Universitas Almuslim (Umuslim), Dr Amiruddin Idris, mengatakan sifat dari masyarakat Aceh adalah sangat memuliakan tamunya. Asalkan tamu yang datang itu benar-benar ingin bersaudara dengan masyarakat Aceh, bukan untuk melanggar norma agama dan adat.

Demikian disampaikan Amiruddin saat penyambutan 10 mahasiswa prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Kanjuruhan Malang di ruang rapat Ampon Chiek Peusangan, Rabu (9/11).

Mereka diantar langsung oleh Wakil Rektor I Universitas Kanjuruhan Malang, Dr Sudi Dul Aji, bersama istri. Rencananya, mahasiswa tersebut akan berada di Umuslim sekitar satu bulan.

Kedatangan mahasiswa yang berasal dari Jawa Timur ini untuk mengikuti kuliah sistem kredit transfer Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA) yang diprogramkan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti.

Amiruddin mengaku bangga atas kolaborasi ini, karena dapat meningkatkan hubungan kerjasama Umuslim dan juga dapat menambah wawasan mahasiswa dalam berbagai hal tentang pendidikan dan budaya kedua daerah.

Ia menyarankan kepada mahasiswa tersebut untuk dapat berbaur dengan mahasiswa dan masyarakat sekitar.

“Budaya memuliakan tamu di Aceh sangat kental terasa, apabila kita bertamu dan menginap di kampung-kampung. Bahkan saya katakan masyarakat Aceh walaupun mau memotong ayam kesayangannya demi menghormati tamu yang menginap,” ujarnya.

Ia mengatakan, kepada mahasiswa itu jangan terlalu percaya dengan isu di luar yang menyatakan Aceh seram dan tidak aman. “Isu itu tidak benar, tidak usah ragu dan takut untuk berbaur dengan masyarakat,” jelasnya. “Bahkan sekarang  di Umuslim ada mahasiswa dari Jepang sedang belajar selama satu tahun disini.”

Sementara, Wakil Rektor I Universitas Kanjuruhan Malang, Dr Sudi Dul Aji, mengucapkan terimakasih atas sambutan kerjasama ini. “Kami sengaja memilih Umuslim karena kampus ini salah satu perguruan tinggi swasta yang maju,” kata Sudi Dul.

Dirinya mengaku ingin belajar banyak tentang Syariat Islam di Aceh. Selain dengan Umuslim, pihaknya juga bermitra dengan universitas di Ambon dan Yogyakarta.

Menurutnya, perkembangan prodi yang dimitrakan dengan Umuslim tidak jauh beda perkembangannya dengan di Malang.

“Tetapi harapannya dengan waktu yang sangat singkat ini mahasiswanya dapat belajar banyak tentang perkuliahan dan adat budaya Aceh yang penuh  nuansa Islami,” demikian Sudi Dul Aji.

Diwaktu sama, Wakil Rektor I Umuslim Marwan Hamid, sebagai ketua panitia program sistem Daring Umuslim, mengatakan untuk tahap pertama yang datang baru 10 orang, dan sisanya akan menyusul beberapa hari lagi dari yang direncanakan 30 orang.

Marwan menambahkan, ke depan nya kedua perguruan tinggi ini akan mengembangkan kerjasama yang lebih luas lagi baik bidang pertukaran dosen maupun penelitian dan pengabdian masyarakat. [Aidil/rel]

Related posts