PLN punya Power Bank sebesar mobil

ilustrasi

Jakarta (KANALACEH.COM) – Bagi masyarakat atau pengusaha Jakarta yang sering menyewa genset untuk melistriki proyek-proyek bangunan, acara-acara outdoor seperti konser musik, outbond, pesta kebun, dan sebagainya kini bisa meninggalkan genset.

Ada alat yang lebih murah, yaitu ‘Power Bank’ sewa dari PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya). Power Bank ini adalah gardu listrik yang bisa dimobilisasi, sudah ada 14 unit yang dimiliki PLN Disjaya, kapasitasnya 250 kVa per unit.

“Sekarang PLN menyediakan Power Bank. Ini terinspirasi dari nama power bank handphone kita, solusi ekspres kebutuhan masyarakat yang membutujkan listrik untuk masa konstruksi bangunan, outdoor event. Kita sediakan power bank, tinggalkan genset. Semua orang bisa mengoperasikan ini. Daya dari Power Bank saat ini sampai 250 kVa dan kelipatannya,” kata General Manager PLN Disjaya, Syamsul Huda, dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta, Senin (14/11).

Syamsul menyatakan bahwa biaya pemakaian Power Bank lebih murah dibanding genset, tidak menggunakan bahan bakar, lebih mudah dioperasikan, dan juga tidak berisik saat dinyalakan.

“Lebih murah, mudah, cepat, bersih, tidak bising dan ramah lingkungan. Tidak repot harus menyediakan operator seperti kalau genset,” ucapnya.

Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Disjaya, Leo M Basuki, menambahkan bahwa biaya sewa Power Bank dihitung berdasarkan pemakaian listrik. Harga listriknya sesuai tariff adjutment untuk para pelanggan PLN yang tak disubsidi, yaitu sekitar Rp 1.650/kWh.

Menurutnya, itu jauh lebih murah dibanding sewa genset yang dihitung dengan tarif per hari atau pemakaian listrik dengan harga Rp 2.500-2.600/kWh. Belum lagi harus menyiapkan operator, berpolusi karena pakai solar, dan berisik.

“Yang jelas Power Bank lebih murah. Dari data kami, genset itu paling murah 2.500-2.600/kWh. Itu baru genset yang besar dan statis. Di pengusaha rental genset, minimal 3 hari, per hari sekian. Kalau Power bank ini tidak sewa, tapi beli kWh, besar konsumsi listrik yang kita tagihkan ke pelanggan. Saat ini sekitar Rp 1.560/kWh (karena ICP dan kurs dolar turun), tariff adjustment sekitar Rp 1.650/kWh,” tutup Leo. [Detik]

Related posts