Wakil Ketua KPK sulit temukan politisi inspiratif

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif. (Kompas)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif mengaku sulit menemukan politisi inspiratif bagi masyarakat Indonesia.

Masyarakat seringkali hanya mengingat politisi inspiratif yang telah meninggal dunia.

“Tadi pagi saya ngobrol dengan staf KPK, ‘tolong tujukkan saya politisi yang masih hidup yang bisa saya jadikan panutan’. Ketika saya bicara dengan anak saya yang masih kecil itu, dia (politisi) patut dicontoh segi keteladanan, kenegarawan dan integritas,” kata Laode dalam pidatonya di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (24/11).

Laode menyebutkan, pertanyaan itu lama dibahas oleh staf KPK. Pertanyaan tersebut juga ia ajukan kepada peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Sebelum berkiprah di KPK, Laode suka membantu Kepolisian, Kejaksaan dan pengadilan.

Ia pun bertanya-tanya siapa tokoh inspiratif yang dapat dijadikan panutan jika lembaga penegak hukum itu melakukan reformasi.

“Hoegeng sudah almarhum. Di Kejaksaan Agung, siapa? Baharuddin Lopa, almarhum. Kalau di Mahkamah Agung? Koesoemah Atmadja, Bismar Siregar, almarhum. Kalau yang masih hidup siapa? Mungkin ada Pak Artidjo. Mungkin ada Albert Tinaho walaupun belum di MA,” ucap Laode.

Menurut Laode, masyarakat Indonesia membutuhkan politisi yang dapat menjadi pegangan saat memimpin bangsa.

Untuk menggapai hal itu, KPK membuat program Politik Cerdas Berintegritas yang bekerja sama dengan perguruan tinggi dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

KPK juga meluncurkan modul naskah kode etik dan rekrutmen partai politik untuk membuat partai politik dan politisi dapat memberikan teladan kepada masyarakat.

“Tugas KPK itu bukan hanya penindakan, tapi kami juga salah satunya pencegahan, monitoring, koordinasi supervisi, dan bisa menjadi trigger mechanism. Kami sadar betul tidak mungkin persoalan integritas dan korupsi di Indonesia itu hanya dikerjakan oleh KPK. Tidak mungkin,” ujar Laode. [Kompas]

Related posts