Dubes Myanmar sebut konflik militer dan Rohingya sudah mereda

Para pengungsi Rohingya menangis ketika ditangkap oleh pasukan penjaga perbatasan Bangladesh. (Reuters)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Duta Besar Myanmar untuk Indonesia, U Aung Htoo, mengatakan bahwa kini konflik antara militer negaranya dan etnis minoritas Muslim Rohingya di Rakhine sudah mereda.

“Setiap hari kami dapat laporan dan keluarkan pernyataan jika ada sesuatu yang terjadi [di Myanmar]. Sejauh ini, tak begitu banyak konflik lagi antara kedua belah pihak militer Myanmar dan Rohingya],” ujar Htoo di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (1/12).

Htoo memastikan bahwa pihak kedutaannya secara berkelanjutan terus memantau situasi yang sedang terjadi di Rakhine, di mana militer dilaporkan melakukan kekerasan terhadap Rohingya selama dua bulan belakangan.

Secara berkala, pemerintah Myanmar pun rutin melaporkan situasi internal negaranya sebagai informasi bagi para perwakilan Myanmar di berbagai negara lain. “Semuanya sudah terkendali. Tidak ada kekerasan terjadi di Rakhine,” kata Htoo.

Dalam berbagai pemberitaan media, pemerintah Myanmar memang menampik adanya penganiayaan terhadap Rohingya. Namun, mereka melarang jurnalis asing dan penyelidik independen untuk mengakses daerah Rakhine untuk melakukan investigasi lanjutan.

Menurut analisis citra satelit oleh Human Rights Watch menunjukkan ratusan rumah di desa-desa kaum Rohingya hancur.

Berbagai media mulai memberitakan gelombang kekerasan terhadap etnis Rohingya di Maungdaw, Rakhine, pada awal Oktober lalu, ketika tiga pos polisi di Rakhine diserang kelompok bersenjata, menewaskan sembilan petugas.

Militer Myanmar menuding “teroris Rohingya” berada di balik serangan ini, meski tak ada bukti konkret.

Dalam pemberitaan terakhir, pemerintah Myanmar melaporkan bahwa korban dari bentrokan militer dan etnis Rohingya di Maungdaw mencapai 86 orang, terdiri dari 17 tentara dan 69 etnis Rohingya. Namun menurut kelompok Rohingya sendiri, bentrokan itu sudah menelan lebih dari 400 nyawa.

Akibat konflik ini, ribuan warga Rohingya berupaya kabur ke negara-negara tetangga, termasuk Bangladesh. Menurut data PBB yang dirujuk AFP, kini sudah ada 10 ribu orang Rohingya berada di Bangladesh, sementara 20 ribu lainnya sudah lari dari tempat tinggalnya.

Konflik ini merupakan yang terparah sejak aksi kekerasan oleh kelompok Buddha radikal terhadap warga Rohingya pada 2012 lalu. Bentrokan saat itu menewaskan 200 orang dan menyebabkan 140 ribu orang kehilangan tempat tinggal. [CNN]

Related posts