Jaringan Tamiang dibekuk, BNNP Aceh sita 17 Kg sabu

BNNP Aceh berhasil menggagalkan peredaran narkotika jenis sabu siap edar yang dipasok dari Negara China sebanyak 17 Kg dari tiga orang tersangka. (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) : Personel Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh mengungkap dan memutus peredaran narkotika jenis sabu sebanyak 17 Kilogram, yang merupakan sindikat jaringan Internasional dari Kabupaten Aceh Tamiang pada 27 November Lalu.

BNNP menangkap tiga orang pelaku yaitu berinisial AM, Z dan F. Untuk AM dan F, petugas meringkus tersangka sekira pukul 11:00 WIB di Halaman Masjid Raya Gedung Pasee, Desa Menasah Mancang, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara.

“Pada saat petugas BNN datang, tersangka AM dan F sedang melakukan transaksi di halaman masjid tersebut,” kata Armensyah Thay saat menggelar konfrensi press di Kantor BNN Aceh, Kamis (1/12).

Kemudian, setelah kedua tersangka ditangkap, petugas melakukan pengembangan sehingga berhasil membekuk Z di Desa Uteunket, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. “Ketika dilakukan pengembangan akhirnya sindikat lainnya inisial Z ditangkap berselang 30 menit setelah petugas menangkap AM dan F,” jelasnya.

Disamping itu, pelaku berinisial F diketahui merupakan Oknum TNI AD berpangkat Praka. Mengetahui hal itu, BNNP menyerahkan pelaku untuk penyelidikan ke Pomdam Iskandar Muda. Sementara dua lainnya masih dalam tahap penyelidikan petugas BNNP Aceh.

Lanjutnya, ini menjadi bagian dari sindikat jaringan Internasional. Sebab, dari barang bukti yang ditemukan, paket sabu tersebut dibalut dengan aluminium foil dalam bungkusan teh Guanyinwang yang berasal dari China sebanyak sembilan bungkus dan dibungkus dengan plastik bening yang diberi lakban.

“Semua berasal dari China, setelah itu dikirim ke Malaysia lalu dikirim ke Aceh. Dari Aceh baru didistribusikan lagi ke seluruh pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan,” katanya.

Dikatakannya, Aceh menjadi pintu masuk baru bagi peredaran narkoba di Indonesia. Melihat letak geografis dan bibir pantai yang cukup panjang, membuat jalur laut dinilai cukup aman bagi pengedar narkoba.

“Kondisi lautnya begitu luas, jalur tikusnya juga cukup banyak, itu yang memudahkan masuknya Narkoba ke Aceh,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya terus bekerja sama dengan pihak Imigrasi, Ditpol air untuk menekan masuknya narkoba ke Aceh. Sepanjang 2016, penangkapan ini yang terbesar dilakukan oleh pihaknya dan paling banyak ditangkap ialah pengedar.

“Selaku aparat hukum di BNN, hampir semua yang kita tangkap adalah pengedar, kalau dia pemakai, baru kita rehap,” ujarnya. tambahnya, Atas perbuatan pelaku, mereka terancam melanggar pasal tentang narkotika dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati. [Randi]

Related posts